KATA
PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Model Pendokumentasian Kardeks” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Giyatmo, M.Kep, selaku ketua STIKes Muhamadiyah Gombong, yang
telah memberi kami kesempatan untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah ini.
2.
Ibu Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH,
selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes Muhamadiyah Gombong, yang
telah memberi kami kesempatan untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah ini.
3.
Ibu
Kusumastuti, S.SiT.,M.Kes, selaku
dosen pembimbing yang telah memandu kami dalam penulisan
makalah ini.
4.
Serta semua pihak yang
turut membantu terselesaikannya makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis
menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi
maupun penulisannya. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Stikes Muhammadiyah Gombong maupun lingkungan masyarakat.
Kebumen, 15
April 2014
Penyusun
ii
|
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 1
C. Manfaat Pendokumentasian
................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian................................................................................................ 2
B. Komponen............................................................................................... 2
C. Informasi Yang Terdapat Dalam Kardeks.............................................. 3
D. Keuntungan............................................................................................. 3
E. Kekurangan............................................................................................. 4
F. Contoh Format Pendokumentasian Kardeks........................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan merupakan
pelayanan profesional dari pelayanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam
secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien. Dengan demikian, pelayanan keperawatan
dan kebidanan memegang peranan penting dalam upaya menjaga dan meningkatkan
kualitas pelayanan di rumah sakit dan puskesmas.
Dokumentasi keperawatan dan
kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah tapi juga instrumen untuk
melindungi para pasien, perawat dan bidan secara sah; oleh karena itu,
perawat/bidan diharapkan dapat bekerja sesuai dengan standar profesional. Ada berbagai
macam model dalam pendokumentasian asuhan yang dapat dibuat oleh perawat maupun
bidan, baik itu dengan naratif secara tradisional sampai dengan menggunakan
alat modern yaitu komputer.
B. Tujuan
1.
Menjelaskan model pendokumentasian Kardeks.
2. Bukti Pelayanan yang bermutu.
3. Informasi untuk perlindungan tim kesehatan.
4. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara
kerahasiaan.
2. Bukti Pelayanan yang bermutu.
3. Informasi untuk perlindungan tim kesehatan.
4. Mendokumentasikan tanggung jawab professional dan memelihara
kerahasiaan.
C. Manfaat Pendokumentasian
1. Model dokumentasi kardeks sebagai dokumen yang sah secara tradisional.
2. Model dokumentasi kardeks sebagai sarana komunikasi antara tenaga
1. Model dokumentasi kardeks sebagai dokumen yang sah secara tradisional.
2. Model dokumentasi kardeks sebagai sarana komunikasi antara tenaga
kesehatan.
3. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan
3. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan
1
|
4. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan.
5. Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam pernanannya sebagai pembela
(advocate) pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kardeks merupakan pendokumentasian
tradisional dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi pasien yang
disusun dalam suatu buku. Sistem ini terdiri dari serangkaian kartu yang
disimpan pada indeks file yang dapat dengan mudah dipindahkan yang berisikan
informasi yang diperlukan untuk asuhan setiap hari. (Mayu, 2012)
Biasa juga disebut sebagai sistem
kartu. Suatu sistem dokumentasi dengan menggunakan serangkaian kartu dan
membuat data penting tentang klien, ringkasan problem klien dan terapinya.
Contohnya : kartu ibu, kartu anak, kartu KB dan lain sebagainya.
B. Komponen
1. Data pasien, meliputi :
a. Nama, alamat, status perkawinan.
b. Tanggal lahir.
c. Social security sumber.
d. Agama dan kepercayaan
2. Diagnosa Kebidanan, berupa daftar prioritas masalah.
3. Pengobatan sekarang atau yang sedang dilakukan, meliputi :
a. Perawatan dan pengobatan.
b. Diet.
c. Intravenous therapy.
d. Konsultasi.
4. Test Diagnostik, meliputi :
a. Jadwal.
1. Data pasien, meliputi :
a. Nama, alamat, status perkawinan.
b. Tanggal lahir.
c. Social security sumber.
d. Agama dan kepercayaan
2. Diagnosa Kebidanan, berupa daftar prioritas masalah.
3. Pengobatan sekarang atau yang sedang dilakukan, meliputi :
a. Perawatan dan pengobatan.
b. Diet.
c. Intravenous therapy.
d. Konsultasi.
4. Test Diagnostik, meliputi :
a. Jadwal.
2
|
5. Kegiatan – kegiatan yang diperbolehkan, berupa kegiatan sehari-hari.
3
|
1. Data pasien
2. Diagnosa kebidanan
3. Pengobatan sekarang/yang sedang dilakukan
Data demografi dasar, diagnosis medik utama, instruksi
dokter terakhir yang harus dilaksanakan perawat, rencana asuhan kebidanan
tertulis (digunakan jika rencana formal tidak ditemukan dalam catatan klien),
instruksi kebidanan, jadwal pemeriksaan dan prosedur tindakan, tindak
pencegahan yang dilakukan dalam asuhan kebidanan serta faktor yang berhubungan
dengan kegiatan hidup sehari-hari.
Karena
sering ditulis dengan pensil kecuali jika kardeks digunakan sebagai bagian
permanen dari catatan klien. Potter dan Perry (1989) menekankan beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam penulisan rencana asuhan pada kardeks, yaitu:
Rencana
asuhan ditulis ketika bidan :
1.Membahas tentang masalah kebutuhan
klien
2. Melakukan rode setelah identifikasi atau peninjauan masalah klien
3. Setelah diskusi dengan anggota tim kesehatan lain yang bertanggung jawab
2. Melakukan rode setelah identifikasi atau peninjauan masalah klien
3. Setelah diskusi dengan anggota tim kesehatan lain yang bertanggung jawab
terhadap
klien.
4.Setelah berinteraksi dengan klien
dan keluarganya.
Dalam kardeks harus ditulis tentang data pengkajian
kebidanan yang berhubungan diagnostik, instruksi (observasi yang harus
dilakukan, prosedur terkait dengan pemulihan, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, cara khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan tindakan
kebidanan, melibatkan keluarga dan perencanaan pulang serta hasil yang
diharapkan.
D. Keuntungan
Keuntungan
menggunakan sistem kardeks karena memungkinkan mengkomunikasikan informasi yang
berguna kepada sesama anggota tim kebidanan tentang kebutuhan unik klien
terkait, diit, cara melakukan tindakan penanggulangan, cara meningkatkan peran
serta klien atau waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan keperwatan tertentu.
4
|
Kelemahan dari sistem kardeks, yaitu informasi dalam
kardeks hanya terbatas untuk tim kebidanan saja (diisi tidak lengkap), tidak
cukup tempat untuk menulis rencana kebidanan bagi klien dalam memasukkan data
yang diperlukan dengan banyak masalah, tidak dibaca oleh bidan sebelum mereka
memberikan pelayanan atau asuhan dan tidak up to date.
F. Contoh Format Pendokumentasian Kardeks
Gambar 1. Kartu Konseling
5
|
Gambar 2. Contoh Kardeks Pada Ibu Nifas
Gambar 3. Contoh Kardeks Pada Ibu Hamil
Gambar 4. Kartu Ibu Hamil
6
|
Gambar 5.
Kartu Peserta KB
Gambar 6.
Kartu Akseptor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebidanan di Indonesia sebagai suatu profesi yang
sedang dalam proses memperjuangkan penerimaan profesi yang mandiri oleh
masyarakat membutuhkan upaya aktualisasi diri dalam memberikan pelayanan
profesional. Semua ini dapat dicapai apabila bidan mampu menunjukan
kemampuannya baik dalam bidang pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang
didasari oleh ilmu yang jelas, serta mendokumentasikan semua hasil kerja yang
telah dilaksanakan secara baik dan benar.
Dokumentasi dapat meningkatkan kesinambungan perawatan
pasien, dan menguatkan akuntabilitas,
dan tanggungjawab perawat/bidan dalam mengimpelemen-tasikan, dan mengevaluasi
pelayanan yang diberikan serta membantu institusi untuk memenuhi syarat
akreditasi dan hukum.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar
dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan
penulis kepada pembaca semua agar bersedia memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
7
|
DAFTAR PUSTAKA
Cecily.2000. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta: EGC
Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak , Edisi I. Jakarta: CV Sagung
Seto
Saifuddin,
Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP
Saifuddin,
Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta:
YPB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar