Minggu, 22 Desember 2013

Etikolegal Kebidanan


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIK / MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN







DISUSUN OLEH:
Kelas : 1A
Kelompok 3
                        Nama : 1. Anggit Sumbiyanti             (B1301019)
                                    2. Anis Faizah                         (B1301021)
                                    3. Annisa Budi Asih               (B1301022)
                                     4. Brilian Puspita Dewi          (B1301030)
                                     5. Dina Fransiska Putri           (B1301038)
                                    6. Dina Marlin P.H                  (B1301039)
                                    7. Dwi Nugraheni                   (B1301041)
                                    8. Endang Istiarini                  (B1301039)
                                    9. Eka Riyanti                         (B1301045)
                                    10. Elok Vaikoh                      (B1301048)



STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2013
KATA PENGANTAR


            Penulis panjatkan puji bersyukur atas ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan  Pengambilan Keputusan dalam Menghadapi Dilema Etik / Moral dalam Pelayanan Kebidanan  dengan baik. Makalah  ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.         Bapak Giyatmo, M.Kep, selaku  ketua  STIKES Muhamadiyah Gombong,             yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan   mendapatkan           pengetahuan  di  sekolah  ini.
2.         Ibu Dyah Puji A, S, SiT, selaku  dosen  pembimbing  yang telah memandu             kami dalam  penulisan  makalah  ini.
3.         Serta  semua  pihak  yang  turut membantu  terselesaikannya  makalah   ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.

            Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun  makalah  yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah  ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Stikes Muhammadiyah Gombong  maupun  lingkungan masyarakat.
.

Kebumen, 9 Desember 2013


Penulis



ii
 

DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. .... Latar Belakang ................................................................................ 1
B...... Rumusan Masalah............................................................................ 1
C...... Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A...... Pengertian Etika Profesi Kebidanan................................................ 3
B...... Pengambilan Keputusan................................................................... 4
C...... Teori-teori Pengambilan Keputusan................................................. 8
D...... Teori Etika ..................................................................................... 10
BAB III  PENUTUP
A. .... Kesimpulan.................................................................................... 13
B. .... Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA












iii
 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Etika Profesi Kebidana merupakan dasar dalam menjalankan perilaku profesional di bidang Kebidanan  khususnya dan kesehatan pada umumnya. Sejarah membuktikan sampai saat ini banyaknya pelanggaran etika secara tidak langsung banyak berakibat pada kelangsungan profesinya maupun pribadi seorang bidan selalu berpegang pada kode etik profesi pada setiap keadaan dalam menjalankan layanan publikyang dapat menjamin kualitas.
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan.
Profesi kebidanan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

B. Rumusan Masalah
            1.  Apa pengertian dari Etika Profesi?
            2.  Mengapa dilakukan Pengambilan Keputusan dalam dalam menghadapi                   Dilema/Etik Moral Pelayanan Kebidanan ?
            3.  Apa saja Teori pengambilan Keputusan?
                  4.  Apa saja Teori Etika Profesi?

      C. Tujuan
1
                  1.   Untuk Mengetahui Pengertian dari Etika Profesi  Kebidanan.
2
                  2.  Untuk Mengetahui Keputusan dalam dalam menghadapi  Dilema / Etik                              Moral Pelayanan Kebidanan.
                  3.  Untuk Mengetahui Teori pengambilan Keputusan.
                  4. Untuk Mengetahui Teori Etika Profesi.



























 BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Profesi Kebidanan
            Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya berkaitan dgn falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai . Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Etika Sosial ( Etika Profesi)
Merupakan Suatu pernyataan  komperhensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi & dirinya sendiri.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.
3
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya, mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
4
 
B.  Pengambilan Keputusan dalam menghadapi Dilema / Etik Moral    Pelayanan Kebidanan
            Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.  Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
      1.   Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh.
      2.  Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus        meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus.
      3.   Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
      4.   Wewenang lebih bersifat rutinitas.
      5.   Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.

Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1.      Posisi/kedudukan.
2.      Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil.
3.      Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan.
4.      Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak.
5.      Tujuan, antara atau obyektif.

Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan selanjutnya. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
     1.   Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan        bidan bisa memenuhi kebutuhan.
     2.     Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk   memenuhi        kebutuhan.
5
Mengapa AKI AKB di Indonesia masih tinggi ? ada 3 keterlibatan pengambilan  keputusan :
      1.   Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat                     untuk memulai pertolongan.
      2.  Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan.
      3.  Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : - Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI  habis
( Empat ) Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.

Tingkatan I
Keputusan dan tindakan :  Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja.
Tingkatan II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik  panduan praktek profesi.
Tingktan III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
      1.   ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan      individu.
      2.  BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu     berbuat terbaik untuk orang lain.
      3.  NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
      4. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. (         Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997).

            Dasar Pengambilan keputusan : Ketidak  sanggupan ( bersifat segera). Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera dilakukan. Bentuk pengambilan keputusan :
6
            Strategi   : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana  dan  masa depan, rencana bisnis dan lain-lain. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan. Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan : Mengenal dan mengidentifikasi masalah.
            Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai. Mempertimbangkan pilihan yang ada. Mengevaluasi pilihan tersebut. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

PENGAMBILAN  KEPUTUSAN  YANG  ETIS
Ciri-cirinya nya:
1.Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah.
2.Sering menyangkut pilihn yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakkan.
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial.

MENGAPA KITA PERLU MENGERTI SITUASI:
1.Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi.
2. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
Kesulitan Dalam   Mengerti Situasi :
1. Kerumitan situasi  dan keterbatasan pengetauan kita.
2. Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor 2 subyektif lain.
Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
1.Melakukan penyelidikan yang memadahi.
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli.
3. Memperluas pandangan tentang situasi.
4. Kepekaan terhadap pekerjaan.
7
   5.Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
1.   Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang             lain.
2.  Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
      3.  Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
      4.  Pilih solusi yang lebih baik.
      5.  Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:
      1.   Pengetahuan.
      2.  Latihan Praktek.
      3.  Pengalaman.
Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:
      1.   Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan   klien.
      2.  Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan.
      3.  Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standar.
      4. Memberikan kepuasan pelanggan.

Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
1.  Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa lampau.
2.  Meninjau simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tersebut.
Langkah 2 Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan
1.      Penilaian ( pengumpulan informasi).
2.      DX ( Penafsiran).
3.      Perencanan.
8
4.      Intervensi.
5.      Evaluasi.

C. Teori-teori Pengambilan Keputusan
1.  Teori  Utilitarisme
            Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan. Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dari utilitarisme adalah didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan jumlah atau angka yang besar . Ada 2 bentuk teori utilitarisme :
a)      Utilitarisme berdasarkan tindakan
            Setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tindakan yang lebih besar.
b)      Ultilitarisme berdasarkan aturan
            Modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

2.      Teori Deontology
            Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan. Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik. Jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban. Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban disebut legalitas. Menurut W.D Ross (1877-1971)  setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban. Semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban utama termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi, terima kasih, keadilan dan berbuat baik.
9
            Contoh : bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan konflik atau dilema.
3.      Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap  manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros(341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan indrawi tetapi kebebasan dan rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
4.      Teori Eudemonisme:
            Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Teori Eudemonisme. Menurut Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Seringkali kita mencari tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi. Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu menjalankan fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan, yaitu :
a)    Keutamaan intelektual.
b)      Keutamaan moral.

10
      D. Teori Etika
      Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis tertentu.
      1.   KONSEKUENSIALISME
      Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan memandang konsekuensi dari berbagai jawaban.
Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan
Keuntungan :
a.       Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang terpengaruh kepadanya.
b.      Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha bersikap responsif terhadapnya.
Kekurangan :
      Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu terhadap hasil lain.
Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik : Konsekuensialisme
      Bidan membiarkan hal tersebut karena bila dilarang dapat membuat keluarga tersinggung dan yang paling penting bidan berpikir hal tsb tidak mengganggu kemajuan persalinan serta tidak membahayakan ibu & janin.
      2.  DEONTOLOGI
Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.
Dalam pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.
      Keuntungan :
a.       Kejelasan dan kepastian dari titik tolaknya.
b.      Mengenal aturan dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang tidak.
Kerugian :
a.       Tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan.
b.     
11
Dengan hanya berfokus pada kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.
Contoh kasus :
Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.
Keputusan etik : Deontologi
      Bidan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.

      3.  HAK
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius.
Keuntungan :
Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik etis.
Kerugian :
a.       Teori ini tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-individu harus dipecahkan.
b.      Teori menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa menerangkan bagaimana memecahkan konflik hak yang bisa timbul.

Contoh kasus :
            Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat bahwa otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan episiotomi. Setelah dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan episiotomi.
Keputusan etik : Hak
      Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan berarti bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi disini bidan harus mengajukan pernyataan penolakan tindakan ( Informed Consent ) untuk ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak digugat suatu saat nanti bila terjadi komplikasi.
12
      4. INTUISIONISME
Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi
I ntuisi kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk.
Perasaan moral
Bukan berdasarkan :
a.       Situasi.
b.      Kewajiban.
c.       Hak.
Keuntungan :
      Intuisi moral biasanya memberi keteguhan hati yang besar.
Kekurangan :
      Walaupun intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap berpegang pada keyakinan kita, tapi tidak memberikan cara untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan itu benar.
Contoh kasus :
            Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri hidupnya ( euthanasia ) karena ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan menambah beban bagi keluarganya.
Keputusan etik : Intuisionisme
      Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan suatu pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran terhadap nilai religi dan nilai moral.








BAB III
PENUTUP

     A.  Kesimpulan
                  Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai       manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan           apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.
          B. Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.














13
 

DAFTAR PUSTAKA

Sulistiyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Salemba Medika. Jakarta

Tucker,Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

Rohani,Saswita. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Salemba           Medika. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar