PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIK / MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
DISUSUN OLEH:
Kelas : 1A
Kelompok 3
Nama : 1. Anggit Sumbiyanti (B1301019)
2. Anis Faizah (B1301021)
3. Annisa Budi Asih (B1301022)
4.
Brilian Puspita Dewi (B1301030)
5. Dina
Fransiska Putri (B1301038)
6. Dina Marlin P.H (B1301039)
7. Dwi Nugraheni (B1301041)
8. Endang Istiarini (B1301039)
9. Eka Riyanti (B1301045)
10. Elok Vaikoh (B1301048)
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2013
2013
KATA PENGANTAR
Penulis
panjatkan puji bersyukur atas ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq,
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “Pengambilan Keputusan dalam Menghadapi Dilema Etik / Moral dalam Pelayanan Kebidanan”
dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak
Giyatmo, M.Kep, selaku ketua STIKES Muhamadiyah
Gombong, yang telah memberi kami kesempatan untuk
belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah ini.
2.
Ibu
Dyah Puji A, S, SiT, selaku
dosen pembimbing yang telah memandu kami dalam
penulisan makalah ini.
3.
Serta semua pihak
yang
turut
membantu terselesaikannya makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis
menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun makalah
yang telah penulis buat, baik dalam hal
isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, baik di Stikes
Muhammadiyah Gombong maupun
lingkungan masyarakat.
.
Kebumen, 9 Desember 2013
Penulis
ii
|
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. .... Latar
Belakang ................................................................................ 1
B...... Rumusan Masalah............................................................................ 1
C...... Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A...... Pengertian Etika Profesi Kebidanan................................................ 3
B...... Pengambilan Keputusan................................................................... 4
C...... Teori-teori Pengambilan Keputusan................................................. 8
D...... Teori Etika ..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. .... Kesimpulan.................................................................................... 13
B. .... Saran.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Etika Profesi Kebidana merupakan
dasar dalam menjalankan perilaku profesional di bidang Kebidanan
khususnya dan kesehatan pada umumnya. Sejarah membuktikan sampai saat ini
banyaknya pelanggaran etika secara tidak langsung banyak berakibat pada
kelangsungan profesinya maupun pribadi seorang bidan selalu berpegang pada kode
etik profesi pada setiap keadaan dalam menjalankan layanan publikyang dapat menjamin
kualitas.
Peningkatan pengetahuan dan
teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta meningkatnya
pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan.
Profesi kebidanan mempunyai kontrak
sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada
profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi
dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus
mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata
tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari Etika Profesi?
2. Mengapa dilakukan Pengambilan Keputusan dalam
dalam menghadapi Dilema/Etik
Moral Pelayanan Kebidanan ?
3. Apa saja Teori pengambilan Keputusan?
4. Apa saja Teori Etika Profesi?
C. Tujuan
1
|
2
|
3.
Untuk Mengetahui Teori pengambilan Keputusan.
4. Untuk
Mengetahui Teori Etika Profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Etika Profesi Kebidanan
Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya berkaitan
dgn falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk
dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/perkembangan
norma/nilai . Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah
dengan lewatnya waktu.
Etika Sosial ( Etika Profesi)
Merupakan Suatu
pernyataan komperhensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang
berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi
& dirinya sendiri.
Etik merupakan
bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative
yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai
kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab
menolong persalinan.
3
|
4
|
B. Pengambilan
Keputusan dalam menghadapi
Dilema / Etik Moral Pelayanan Kebidanan
Menurut
George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh.
2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil
keputusan terhadap nsuatu kasus.
3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1.
Posisi/kedudukan.
2. Masalah,
terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil.
3.
Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan.
4.
Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak.
5.
Tujuan, antara atau obyektif.
Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan
keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu profesi.
Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan selanjutnya. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan
keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat
pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
2. Meningkatkan
sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
5
|
1. Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan.
2. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : - Dokter tidak ada,
persediaan darah di PMI habis
( Empat ) Tingkatan
Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
Tingkatan I
Keputusan dan tindakan :
Bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja.
Tingkatan II
Peraturan : berdasarkan kaidah
kejujuran ( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati
janji). Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik panduan praktek profesi.
Tingktan III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan
dalam perawatan praktek kebidanan:
1. ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.
2. BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
3. NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
4. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan
Richard, 1997).
Dasar
Pengambilan keputusan : Ketidak sanggupan ( bersifat segera). Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut
sesuatu unutuk segera dilakukan. Bentuk pengambilan keputusan :
6
|
Menegaskan
masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai. Mempertimbangkan pilihan yang ada. Mengevaluasi pilihan tersebut. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
YANG ETIS
Ciri-cirinya nya:
1.Mempunyai pertimbangan yang
benar atau salah.
2.Sering menyangkut pilihn yang
sukar.
3. Tidak mungkin dielakkan.
4. Dipengaruhi oleh norma,
situasi, iman,lingkungan sosial.
MENGAPA KITA PERLU MENGERTI
SITUASI:
1.Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi.
2. Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
Kesulitan Dalam
Mengerti Situasi :
1. Kerumitan situasi dan
keterbatasan pengetauan kita.
2. Pengertian kita terhadp
situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor 2 subyektif
lain.
Bagaimana Kita Memperbaiki
Pengertian Kita Tentang Situasi:
1.Melakukan penyelidikan yang
memadahi.
2. Menggunakan sarana ilmiah dan
keterangan para ahli.
3. Memperluas pandangan tentang
situasi.
4. Kepekaan terhadap pekerjaan.
7
|
Tips pengambilan keputusan dalam
keadaan kritis :
1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan
orang lain.
2. Tetapkan hasil
apa yang diinginkan.
3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
4. Pilih solusi
yang lebih baik.
5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan
keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan
masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi,
atau rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis
Tergantung:
1. Pengetahuan.
2. Latihan Praktek.
3. Pengalaman.
Pengambilan Keputusan Klinis yang
benar dan tepat:
1. Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien.
2. Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan.
3. Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standar.
4. Memberikan kepuasan pelanggan.
Dalam Kasus Emergensi Dan
Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
1. Mempertimbangkan
satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa lampau.
2. Meninjau simpanan
pengetahuan yg relevan dgn keadaan tersebut.
Langkah 2 Pengambilan Keputusan
Klinis Menggunakan
1.
Penilaian ( pengumpulan informasi).
2.
DX ( Penafsiran).
3.
Perencanan.
8
|
5.
Evaluasi.
C. Teori-teori
Pengambilan Keputusan
1. Teori Utilitarisme
Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
Teori
utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan.
Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan
sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan
meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dari utilitarisme adalah didasarkan
bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar bila menghasilkan
jumlah atau angka yang besar . Ada 2 bentuk teori utilitarisme :
a) Utilitarisme
berdasarkan tindakan
Setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau
tindakan yang lebih besar.
b) Ultilitarisme
berdasarkan aturan
Modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral, aturan yang baik akan
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2.
Teori Deontology
Menurut
Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji
ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan. Menurut Immanuel Kant: sesuatu
dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah kehendak yang baik, kesehatan,
kekayaan, kepandaian adalah baik. Jika digunakan dengan baik oleh kehendak
manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat akan menjadi jelek
sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban. Kalau seseorang
bertindak karena motif tertentu atau keinginan tertentu berarti disebut
tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban disebut legalitas. Menurut
W.D Ross (1877-1971) setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban.
Semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita. Kewajiban untuk mengatakan
kebenaran merupakan kewajiban utama termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi,
terima kasih, keadilan dan berbuat baik.
9
|
3.
Teori Hedonisme:
Menurut
Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan
menghindari ketidaksenangan. Menurut Aristippos (433-355 SM)
sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang
penting adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak terbawa oleh
kesenangan. Menurut epikuros(341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone)
tidak hanya kesenangan indrawi tetapi kebebasan dan rasa nyeri, kebebasan dari
keresahan jiwa juga. Apa tujuan terakhir dari kehidupan manusia adalah
kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan
kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau
menimbulkan ketidaksenangan.
4.
Teori Eudemonisme:
Menurut
Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar
suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita. Teori
Eudemonisme. Menurut
Filosof Yunani Aristoteles (384-322 SM) , bahwa dalam setiap kegiatannya
manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita.
Seringkali kita mencari tujuan untuk mencapai suatu tujuan yang lain lagi.
Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan terakhir hidup manusia adalah
kebahagiaan (eudaimonia). Seseorang mampu mencapai tujuannya jika mampu
menjalankan fungsinya dengan baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi.
Manusia mencapai kebahagiaan dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua
macam keutamaan, yaitu :
a) Keutamaan intelektual.
b) Keutamaan
moral.
10
|
Teori etika adalah proses yang
ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan etis tertentu.
1. KONSEKUENSIALISME
Menjawab pertanyaan” apa yang harus
saya lakukan ?” dengan memandang konsekuensi dari berbagai jawaban.
Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan
Keuntungan :
a. Memperhatikan
dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang terpengaruh
kepadanya.
b. Konsekuensialisme
sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha bersikap responsif terhadapnya.
Kekurangan :
Tidak menyediakan standar ( pegangan
) untuk mengukur hasil satu terhadap hasil lain.
Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan
maksud untuk memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik : Konsekuensialisme
Bidan membiarkan hal tersebut karena
bila dilarang dapat membuat keluarga tersinggung dan yang paling penting bidan
berpikir hal tsb tidak mengganggu kemajuan persalinan serta tidak membahayakan
ibu & janin.
2. DEONTOLOGI
Keputusan yang diambil berdasarkan
keterikatan/berhubungan dengan tugas.
Dalam pengambilan keputusan ini
perhatian utama pada tugas.
Keuntungan :
a. Kejelasan
dan kepastian dari titik tolaknya.
b. Mengenal
aturan dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang tidak.
Kerugian :
a. Tidak peka
terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuatan.
b.
Dengan hanya
berfokus pada kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah
problem.
11
|
Contoh kasus :
Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita
AIDS.
Keputusan etik : Deontologi
Bidan tetap melakukan pertolongan
persalinan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3. HAK
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat
diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya
ditanggapi dengan serius.
Keuntungan :
Teori hak ini pantas dihargai
terutama karena tekanannya pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan
moralnya dalam suatu situsi konflik etis.
Kerugian :
a. Teori ini
tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-individu harus
dipecahkan.
b. Teori
menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa menerangkan bagaimana
memecahkan konflik hak yang bisa timbul.
Contoh kasus :
Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang
bidan melihat bahwa otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan
episiotomi. Setelah dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan
episiotomi.
Keputusan etik : Hak
Bidan tidak melakukan tindakan
episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan berarti bidan dapat dianggap melanggar
hak pasien. Tetapi disini bidan harus mengajukan pernyataan penolakan tindakan
( Informed Consent ) untuk ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak digugat
suatu saat nanti bila terjadi komplikasi.
12
|
Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada
intuisi
I ntuisi kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk
mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk.
Perasaan moral
Bukan berdasarkan :
a. Situasi.
b. Kewajiban.
c. Hak.
Keuntungan :
Intuisi moral biasanya memberi
keteguhan hati yang besar.
Kekurangan :
Walaupun intuisionisme dapat
menyajikan keberanian untuk tetap berpegang pada keyakinan kita, tapi tidak
memberikan cara untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan itu benar.
Contoh kasus :
Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk
mengakhiri hidupnya ( euthanasia ) karena ia merasa beban yang ditanggungnya
terlalu berat dan menambah beban bagi keluarganya.
Keputusan etik : Intuisionisme
Bidan menolak melakukan tindakan
euthanasia. Euthanasia merupakan suatu pembunuhan, oleh karena itu hal ini
dianggap pelanggaran terhadap nilai religi dan nilai moral.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan
adalah memilih alternatif yang ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan
kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang
dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat
emergensi, antisipasi, atau rutin.
B. Saran
Dari makalah ini mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar dan tepat untuk
menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.
13
|
DAFTAR
PUSTAKA
Sulistiyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Bersalin. Salemba Medika. Jakarta
Tucker,Susan Martin. 1998. Standar
Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Rohani,Saswita.
2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Salemba Medika.
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar