LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun
Oleh:
Nama:
1.
Dwi
Nugraheni (B1301041)
2.
Rita
Saputri (B1301103)
3.
Tenti (B1301118)
Ruang: IGD
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan
Telah
disahkan pada :
Hari
: ………………..
Tanggal : ………………..
Disusun Oleh:
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Dwi Nugraheni Rita
Saputri Tenti
NIM B1301041 NIM B1301103 NIM B1301118
Pembimbing Klinik Rumah
Sakit
|
Pembimbing Klinik
Akademik
Wuri Utami. S.Kep.Ns
|
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Laporan Pendahuluan” dengan baik. Laporan ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Giyatmo, M.Kep, selaku ketua
STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah
ini.
2.
Ibu Hastin Ika
Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah
ini.
3.
Ibu Wuri Utami.
S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah Gombong
yang telah membimbing kami dalam belajar.
4. Bapak
Andi, selaku clinical instrukture klinik
di RS. Permata Medika yang telah membimbing kami dalam belajar.
5. Serta semua
pihak yang turut
membantu terselesaikannya makalah
ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu per-satu.
Penulis
menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan
pendahuluan yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya.
Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan
pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Stikes Muhammadiyah
Gombong maupun lingkungan masyarakat.
Kebumen, 2 Juni
2014
Penyusun
JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan
..................................................................................................... 2
D. Manfaat
.................................................................................................. 2
BAB
II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Febris..................................................................................... 3
B. Penyebab
Febris....................................................................................... 4
C. Gejala
Febris............................................................................................ 5
D. Penanganan
Febris................................................................................... 5
E. Cara
Menurunkan Demam....................................................................... 5
F. Cara
Mengompres Demam yang Benar................................................... 6
G. Etiologi.................................................................................................... 6
H. Patofisiologi............................................................................................. 7
I.Manifestasi
Klinis...................................................................................... 8
BAB
III KASUS
A. Focus
Pengkajian..................................................................................... 9
B. Focus
Intervensi.................................................................................... 10
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 13
B. Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki
olehseorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya
dalamkeadaan sehat. Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikisseorang
manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmanidan rohani manusia
dalam hidup. Sesuai kodrat yang asalnya dariAllah SWT sang maha pencipta,
manusia tidaklah selalu merasakan sehatdalam hidupnya. Keadaan sakit dapat
menerpa siapapun manusia tersebut(Aziz, S, 2008).
Penyakit dapat didefenisikan sebagai perubahan pada
individu-individuyang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah
kisaran normal. Kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah
melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar baru.
Penyakitmerupakan suatu bentuk kehidupan dari agen luar yang akan
mengganggukehidupan tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam penyakit di dunia
ini.Terpadat macam-macam pula gejala yang menandai tubuh terinfeksi olehsuatu
penyakit salah satunya demam (Price et al, 2005).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan
tubuhmelawan infeksi. Oleh karena adanya demam inilah tubuh dapat secara
pelan- pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang
akanmenginvasi tubuh (Anonim,A., 2008). Demam sebagai respons protektif tubuh
terhadapagen luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis
akanmembahasnya didalam laporan pendahuluan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka
penulisdapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan demam dan
fungsinya?
2. Adakah kaitannya demam dengan
keadaan sistem imun tubuh?
3. Apakah yang menyebabkan demam itu
terjadi?
4. Bagaimanakah mekanisme terjadinya
demam?
5. Bagaimanakah kerja hipotalamus pada
saat demam terjadi?
6. Apa sajakah jenis-jenis demam?
7. Bagaimanakah keadaan metabolisme tubuh
pada saat terjadinya demam?
8. Bagaimanakah cara penatalaksanaan
pada saat terjadi demam?
C. Tujuan
Melalui cakupan laporan tutorial ini. Penulis menginginkan
dapatmencapai tujuan seperti berikut ini :
1. Mahasiswa mengerti tentang
pengertian dan fungsi demam.
2. Mahasiswa mengerti mekanisme
terjadinya demam.
3. Mahasiswa mengerti mekanisme kerja
organ tubuh pengatur demam.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan
agen-agen penyebab demam.
5. Mahasiswa mengetahui cara
penatalaksanaan saat terjadinya demam.
D. Manfaat
Melalui laporan pendahuluan ini, diharapkan supaya dapat
dipetik manfaatnya seperti:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh
keadaan sistem imun terhadapdemam.
2. Mahasiswa mengetahui pentingnya
demam sebagai respons protektif terhadap agen-agen patogen.
3. Mahasiswa tahu akan mekanisme kerja
saat terjadinya demam.
4. Mahasiswa mengetahui macam jenis
demam
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Febris
Febris atau demam adalah meningkatnya temperatur tubuh
secara abnormal. (Fajan dalam Nakita, 2003 ). Febris atau demam adalah
meningkatnya suhu tubuh melewati batas normal yaitu lebih dari 38 derajat
celcius. (Brunner and Suddart, 2004 ). Febris atau demam adalah merupakan
respon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi infeksi.(Wilson
and Goldam).Febris atau demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara
abnormal yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 derajat celcius.Febris
merupakan respon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi
infeksi.
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara
abnormal. Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2ºC.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai
antara lain :
1. Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada
malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi tersebut
turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2.
Demam Remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah
mencapai suhu badan normal.Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai
dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3.
Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
4. Demam Kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat.Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
5. Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang
dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk
malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam
yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang
self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.Namun hal
ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
B. Penyebab Febris
Penyebab dari febris atau demam antara lain adalah :
- Adanya infeksi
- Pnemonia
- Malaria
- Otitis media
- Imunisasi
- Suhu lingkungan
C. Gejala Febris
Adapun gejala atau tanda-tanda yang muncul pada penderita demam (febris) yaitu:
Adapun gejala atau tanda-tanda yang muncul pada penderita demam (febris) yaitu:
- Demam
- Suhu meningkat > 38 derajat celcius
- Menggigil
- Lesu, gelisah, rewel dan sulit tidur
- Berkeringat, wajah merah, dan mata berair
D. Penanganan Febris (Demam)
Untuk menangani penderita febris atau demam dapat dilakukan tips sebagai berikut:
Untuk menangani penderita febris atau demam dapat dilakukan tips sebagai berikut:
- Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
- Memberikan minum yang banyak
- Kompres dengan air hangat
- Hindari kompres alkohol atau es
- Kompres di daerah lipatan
- Anjurkan banyak istirahat
E. Cara
Menurunkan Demam
Untuk menurunkan suhu tubuh penderita demam (febris) dapat
menggunakan Water Teppit Sponge atau dengan mengkompres penderita demam, dengan
langkah sebagai berikut:
- Menyiapkan air hangat
- Mencelupkan waslap/handuk kecil ke waskom dan mengusapkannya ke seluruh tubuh.
- Melakukan tindakan diatas beberapa kali (setelah kulit kering)
- Mengeringkan tubuh dengan handuk
- Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal.
F. Cara Mengompres Demam yang Benar
Bagian-bagian tubuh yang paling tepat untuk dikompres pada penderita demam adalah:
Bagian-bagian tubuh yang paling tepat untuk dikompres pada penderita demam adalah:
- Dahi
- Ketiak
- Selangkangan
- Leher Belakang
G. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat
disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi
pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara
lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang
pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3
derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti
selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan
penunjang medis lainnya.
H. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set
point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan
tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai
mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing
yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh
akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen)
dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini
akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak.Suhu
yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis
yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau
sistem kekebalan tubuh.(Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
I.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala
yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen.
Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan
hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala
verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito.
2000).
BAB III
KASUS
A. Fokusn Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan : kesadaran
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem integumen
g. Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG
1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan : kesadaran
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem integumen
g. Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG
B. Fokus Intervensi
1.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi
Tujuan :
Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).
Kriteria hasil:
a. Suhu dalam batas normal
b. Bebas dari kedinginan
c. Tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis
b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam
c. Kolaborasi memberikan antipiretik
2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).
Tujuan :
Defisit volume cairan dapat diatasi.
Kriteria hasil :
Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Intervensi :
a. kaji masukan dan haluaran cairan,
b. kaji tanda- tanda vital pasien,
c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),
d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan berat badan).
e. Timbang berat badan setiap hari.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 1999).
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.
Intervensi :
a. timbang berat badan pasien setiap hari
b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,
c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,
d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik,
e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Tujuan :
cemas hilang
Kriteria hasil :
a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh
b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi
b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi
c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal
d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit.
Tujuan :
Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).
Kriteria hasil:
a. Suhu dalam batas normal
b. Bebas dari kedinginan
c. Tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis
b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam
c. Kolaborasi memberikan antipiretik
2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).
Tujuan :
Defisit volume cairan dapat diatasi.
Kriteria hasil :
Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Intervensi :
a. kaji masukan dan haluaran cairan,
b. kaji tanda- tanda vital pasien,
c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),
d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan berat badan).
e. Timbang berat badan setiap hari.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 1999).
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.
Intervensi :
a. timbang berat badan pasien setiap hari
b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,
c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,
d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik,
e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Tujuan :
cemas hilang
Kriteria hasil :
a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh
b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi
b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi
c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal
d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan laporan pendahuluan diatas yang membahas
tentang demam inidapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Demam merupakan suatu respons tubuh
terhadap jangkitan penyakityang menyerang tubuh.
2. Demam ini akan membantu tubuh dalam
pengaktifan sistem imun tubuh.
3. Demam selain dibedakan sesuai dengan
tingkat batasan suhu jugadibedakan berdasar asal mula penyebabnya seperti
misalnya disebabkanoleh virus maupun demam yang disebabkan oleh bakteri.
4. Demam yang disebabkan oleh virus
bersifat self limited disease ataudapat sembuh dengan sendirinya oleh sistem
imun tubuh.
5. Sebagai cara penanganan selain
farmakologi dengan pemberian parasetamol atau asetosal, dapat dengan
terapi kompres dengan air hangat.
B.Saran
Dari pembahasan materi di bagian atas dapat diperhatikan
beberapa hal yangmungkin bisa digunakan untuk pembenahan diri yaitu :
1. Sebaiknya mahasiswa tahu akan
pentingnya demam sebagai gejala penyakit atau respon tubuh terhadap agen
patogen.
2. Kita semua harus menjaga kondisi
tubuh sebaik mungkin supaya sistemimun tubuh kuat sehingga bakteri atau virus
serta benda asing lain yangmasuk ke dalam tubuh dapat direspon oleh tubuh
dengan baik.
3. Kita harus mengubah persepsi kita
tentang demam yang merupakan suatukeadaan sakit karena kenyataannya demam
hanyalah suatu gejala penyakit pernafasan.
4. Mahasiswa harus selalu mencari
pengetahuan secara mandiri mengenai berbagai macam penyakit yang ditandai
dengan keadaan demam.
DAFTAR
PPUSTAKA
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta
Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim
Terjadi
Pada Anak.PERKANI : Surabaya
Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika
: Jakarta
Doenges. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.
Julia, Kadang. 2000. Metode Tepat Mengatasi Demam.EGC : Jakarta
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika
Asuhan Keperawatan
Tanggal
Masuk : Jam :
Tanggal
Pengkajian : Jam :
Ruang :
Pengkaji :
1. DATA
SUBJEKTIF
a.
Identitas
Pasien
1)
Nama
2)
Umur
3)
Agama
4)
Pendidikan
5)
Pekerjaan
6)
Alamat
7)
Diagnosa
Medis
b.
Keluhan
Utama
c.
Riwayat
Kesehatan
1)
Riwayat
Kesehatan Saat Ini
2)
Riwayat
Kesehatan Dahulu
3)
Riwayat
Kesehatan Keluarga
d.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1)
Pola
Oksigenasi :
2)
Pola
Nutrisi :
3)
Pola
Eliminasi :
4)
Pola
Aktivitas :
5)
Pola
Istirahat :
6)
Pola
Berpakaian :
7)
Menjaga
Suhu Tubuh :
8)
Pola
Personal Hygiene:
9)
Pola
Menghindar Dari Bahaya:
10) Pola Komunikasi :
11) Pola Spiritual :
12) Pola Rekreasi :
13) Pola Bekerja :
14) Pola Belajar :
2. DATA
OBJEKTIF
a.
Pemeriksaan
Umum
1)
Keadaan
Umum (KU) :
2)
Kesadaran :
3)
TD : mmHg
4)
N : x/mnt
5)
S : 0C
6)
RR : x/mnt
b.
Pemeriksaan
Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan
panca indra
1)
Kepala :
2)
Muka :
3)
Mata :
4)
Hidung:
5)
Mulut :
6)
Telinga:
7)
Leher :
8)
Dada :
9)
Jantung:
10) Paru-paru:
11) Abdomen:
12) Ekstremitas:
13) Kulit :
14) Genetalia :
c.
Pemeriksaan
Penunjang
1)
Hasil
Laboratorium
2)
Hasil
Rontgen
d.
Therapi
3. ANALISA
DATA
NO
|
DATA FOKUS
|
MASALAH
|
PENYEBAB
|
DIAGNOSA KEP
|
1
|
DS:
|
|
|
P+E+S/P+E
|
|
DO:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. PERENCANAAN
NO
|
DIAGNOSA
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. PELAKSANAAN
NO
|
Dx Kep
|
Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
Paraf
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. EVALUASI
NO
|
Jam
|
Dx Kep
|
Evaluasi
|
Paraf
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|