LAPORAN
PENDAHULUAN
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika
Kebumen
Disusun Oleh:
Nama:
1.
Dwi Nugraheni (B1301041)
2.
Rita Saputri (B1301103)
3.
Tenti (B1301118)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika
Kebumen
Telah
disahkan pada :
Hari
: ………………..
Tanggal : ………………..
Disusun Oleh:
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
Dwi Nugraheni Rita
Saputri Tenti
NIM B1301041 NIM
B1301103 NIM B1301118
Pembimbing Klinik Rumah
Sakit
Priyatin, Amd.Kep
|
Pembimbing Klinik Akademik
Wuri Utami, S.Kep.Ns
|
|
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen” dengan baik. Laporan ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Giyatmo, M.Kep, selaku
ketua STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan di
sekolah ini.
2. Hastin
Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah
ini.
3. Eni
Indrayani, S.Si.T.,M.P.H, selaku dosen pembimbing KDPK di STIKes Muhammadiyah
Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
4. Wuri
Utami, S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah
Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
5. Priyatin,
Amd.Kep, selaku clinical instrukture
klinik di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen yang telah membimbing kami dalam
belajar.
6. Serta
semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada
sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah
penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan pendahuluan ini
dapat bermanfaat.
Kebumen, 26 Juni
2014
Penyusun
|
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan
..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN
TEORI
A. Definisi.................................................................................................... 2
B. Tujuan...................................................................................................... 2
C. Macam-macam
Personal Hygiene............................................................ 2
D. Faktor
yang Mempengaruhi Personal Hygiene........................................ 3
E. Masalah
Personal Hygiene....................................................................... 3
F. Manisfestasi
Klinis.................................................................................. 4
G. Etiologi.................................................................................................... 4
BAB III KASUS
A. Pengkajian............................................................................................... 5
B. Asuhan
Keperawatan.............................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
A.
Perbedaan Konsep Teori dengan Praktek............................................. 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 16
B. Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan
zaman seseorang dituntut untuk memusatkan perhatiannya
kepada pekerjaan atau kesibukan. Sering kali orang tidak memperdulikan
mengenai personal hygiene.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang
berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat jadi
personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
Personal hygiene
meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu personal
hygiene rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan
genitalia. Personal hygiene, sangat
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika sesesorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul
jika personal hygiene tidak teratasi diantaranya
adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal‑gatal, dan
infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan
fisik pada kuku. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di
atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan dampak psikososial.
Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan hargadiri.
Peran perawat dalam
mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada klien diantaranya
adalah mempertahankan kebersihan klien dalam hal
membersihkan bagian‑bagian tubuhnya mencegah komplikasi atau timbulnya masalah
lain akibat gangguan personal hygiene klien
dan memberi dukungan.
B. Tujuan
- Mahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene khususnya oral hygiene.
- Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene khususnya oral hygiene.
-
1
BAB II.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Personal Hygiene adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan
kesejahteraan dirinya
untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan fisiologis. (Muhammad, 2007).
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
B. Tujuan
Tujuan dari personal hygiene yaitu
sebagai berikut :
1.
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2.
Memelihara kebersihan disi seseorang
3.
Mencegah penyakit
4.
Menciptakan keindahan
5.
Meningkatkan rasa percaya diri.
C. Macam-macam
Personal Hygiene
1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genitalia
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
9. Perawatan gigi dan mulut.
|
|
1. Body image
Gambaran
individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya
perubahn fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
Pada
anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
3. Status ekonomi-sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
penyediaan.
4. Pengetahuan
Pengetahuan
personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan.
5. Budaya
Budaya
mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang eropa, umumnha
mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang memang dingin, dan perempuan
didesa yang biasa mandi di suangai sehingga tergolong yang memiliki personal
hygiene buruk.
6. Kebiasaan seseorang
Tiap
individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut,
menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari/tidak mandi.
7. Kondisi fisik
Orang
sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene perlu lebih
berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.
E. Masalah
Personal Hygiene yang Berhubungan dengan Oral Hygiene
1. Karies gigi: tumbuhnya lubang
merupakan kerusakan email gigi yang berhubungan dengan kekurangan kalsium.
2.
|
3. Halitosis : disebut juga bau nafas
yang disebabkan oleh intake makanan tertentu dan infeksi.
F. Manifestasi klinis
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,
acak-acakan.
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri
dan hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai
norma, missal : cara makan berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak
dapat mandi/siakt gigi, tidak dapat berpakaian sendiri
G. Etiologi
- Gangguan kognitif
- Penurunan motivasi
- Kendala lingkungan ( ketidak sediaan sarana dan prasarana )
- Ketidaknyamanan ( perubahan rasa pada kondisi yang baru )
- Keletihan ( ketidakmampuan untuk bergerak )
- Nyeri
BAB
III
KASUS
A. Pengakajian
Tanggal Masuk :
25 Juni 2014 Jam : 10.37
WIB
Tanggal Pengkajian :
26 Juni 2014 Jam : 21.00 WIB
Ruang :
Bangsal Bawah
Pengkaji :
Dwi Nugraheni, Rita Saputri, dan Tenti
B. Asuhan Keperawatan
1. DATA
SUBJEKTIF
a.
Identitas
Pasien
1)
Nama
: Tn. M
2)
Umur
: 22 tahun
3)
Agama
: Islam
4)
Pendidikan :
SMA
5)
Pekerjaan
: Swasta
6)
Alamat : Gendon Rt 01, Rw 03, Sadang, Kebumen
7)
Diagnosa
Medis : Abses Cruris dan Osteomilitis
b.
Keluhan
Utama
Pasien mengatakan merasa malu bicara dengan orang
lain karena mulutnya bau dan sudah 2 hari belum gosok gigi.
c.
Riwayat
Kesehatan
1)
Riwayat
Kesehatan Saat Ini
Pasien mengeluh
sulit beraktivitas dan merasa lemas.
2)
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Pasien
sebelumnya belum pernah sakit sampai di rawat inap di Rumah Sakit.
3)
Riwayat
Kesehatan Keluarga
|
d.
|
Keterangan :
: Laki – laki normal tanpa riwayat nyeri
: Perempuan normal
tanpa riwayat nyeri
: Tanda yang mempunyai riwayat nyeri
: Tn. M yang mengalami nyeri
e.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1)
Pola
Oksigenasi:
Sebelum sakit: Pasien bernafas
dengan normal RR=20x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
Saat di kaji: Pasien
bernafas dengan normal RR=22x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
2)
Pola
Nutrisi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan
makan 3x1 sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-8
gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.
Saat dikaji: Pasien makan 3x1 sehari
hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan klinik dan minum ± 2-4 gelas perhari
jenis air putih.
3)
Pola
Eliminasi :
Sebelum sakit: Eliminasi volume
tidak teridentifikasi, warna kuning, lancar,dan tidak ada kesulitan.
Saat dikaji:
Pasien mengatakan BAB lancar.
4)
Pola
Aktivitas:
|
Saat dikaji:
Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh keluarganya.
5)
Pola
Istirahat:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan di malam
hari.
Saat dikaji: Pasien
mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena
merasa sulit tidur.
6)
Pola
Berpakaian:
Sebelum sakit:
Pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang lain. Pasien
mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.
Saat dikaji: Pasien
dapat berpakaian dengan bantuan keluarganya.
7)
Menjaga
Suhu Tubuh :
Sebelum
sakit: Pasien teraba tidak demam.
Saat
dikaji: Pasien teraba tidak demam dengan suhu 360C
8)
Pola
Personal Hygiene:
Sebelum sakit:
Pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji: Pasien
diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien belum pernah gosok
gigi selama di rumah sakit.
9)
Pola
Menghindar dari Bahaya:
Sebelum
sakit : Pasien selalu waspada jika ada bahaya menimpanya.
Saat
dikaji : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaannya saat ini.
10) Pola Komunikasi:
|
Saat dikaji: Pasien dapat berbicara
dengan bahasa Indonesia dengan lemas.
11) Pola Spiritual:
Sebelum sakit: Pasien menjalankan
shalat lima waktu dan menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.
Saat dikaji: Pasien
menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.
12) Pola Rekreasi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan
tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke
rumah saudara-saudaranya atau bermain ke rumah tetangganya.
Saat dikaji: Pasien tidak dapat
rekreasi.
13) Pola Bekerja:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat bekerja.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum
bisa bekerja seperti biasa.
14) Pola Belajar:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum
tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.
2. DATA
OBJEKTIF
a.
Pemeriksaan
Umum
1)
Keadaan
Umum (KU) : cukup
2)
Kesadaran : conposmentis
3)
TD :130/80 mmHg
4)
N : 86 x/mnt
5)
|
6)
RR : 22 x/mnt
b.
Pemeriksaan
Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan
panca indra.
1)
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak
ada benjolan.
2)
Muka :
Simetris,terlihat pucat, dan kering.
3)
Mata :
Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan pada kelopak
mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik, rangsangan
cahaya.
4)
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada sekret.
5)
Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor , gigi berwarna kuning, dan
tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi, dan stomatitis.
6)
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada
infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
7)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)
Dada : Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka.
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi sonor
Auskultasi :
tidak ada wheezing
9)
Jantung : Inspeksi : simetris.
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : normal
Auskultasi :
terdengar normal
10) Paru-paru : Inspeksi : simetris.
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Resonan/normal
Auskultasi :
vesikuler
11)
|
Auskultasi : terdengar
peristaltic usus 10xpm
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
12) Extermitas :
Terpasang infuse pada tangan kanan dan kaki bengkak sebelah kanan.
13) Kulit : Warna kulit sawo matang, kering, dan
turgor kulit cukup.
14) Genetalia :
tidak terpasang DC.
c.
Pemeriksaan
Penunjang
Hasil
Laboratorium :
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Keterangan
|
Hemoglobin
|
13,7 g/dl
|
14-18 g/dl
|
Kurang
|
Leukosit
|
4000/mm3
|
4.800-10.800/mm3
|
Kurang
|
Trombosit
|
127.000/mm3
|
150.000-450.000/mm3
|
Kurang
|
Hematokrit
|
40%
|
42-52%
|
Kurang
|
d.
Therapi
Injeksi : Ceftriaxone (2X1000 mg)
Ranitidin
(2X50 mg)
Ketorolac (2x30 mg)
Tablet : Paracetamol (3x500 mg)
Infus
: RL 500 ml dengan 20 tpm
3. ANALISA
DATA
NO
|
DATA
FOKUS
|
MASALAH
|
||
1
|
DS:
Pasien
mengatakan
merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau dan sudah 2 hari belum
gosok gigi.
1. Keadaan umum
cukup
2. Tercium bau nafas tidak sedap saat
berbicara
3. Terlihat kuning gigi pasien
|
Gangguan
personal hygiene mulut ( gigi )
|
4. PERENCANAAN
NO
|
DIAGNOSA
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
1
|
Gangguan personal hygiene : mulut
(gigi) b.d keterbatasan fisik
|
1. Kaji pola
kebutuhan personal hygiene klien.
2. Bantu klien
menggosok gigi.
3. Ajarkan klien
cara menggosok gigi yang benar.
4. Berikan
pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.
9.
|
1. Mengetahui
data dasar dalam melakukan intervensi.
2. Gigi klien
bersih.
3. Mengurangi
resiko luka pada gusi.
4. Meningkatkan
pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative.
|
5.
|
NO
|
Dx
Kep
|
Tanggal / Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
Paraf
|
||
1
|
Gangguan personal hygiene: mulut
(gigi) b.d keterbatasan fisik
|
27 Juni 2014 / 07.30
WIB
08.00
WIB
08.05
WIB
08.10
WIB
|
2. Membantu dan
mengajarkan klien dalam membersihkan mulut yaitu gosok gigi yang benar.
3. Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien.
|
1.
Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.
2. Klien mau melakukan
gosok gigi dengan benar.
3. Gigi klien terlihat lebih bersih dan
klien merasa lebih nyaman.
4.
Klien mengerti tentang pendidikan kesehatan dan kebersihan
dirinya salah satunya kebersihan mulut dengan gosok gigi
|
|
6. EVALUASI
NO
|
Tanggal / Jam
|
Dx
Kep
|
Evaluasi
|
Paraf
|
||
1
|
27 Juni 2014 / 09.00 WIB
|
Gangguan personal hygiene: mulut
(gigi) b.d keterbatasan fisik
|
S :
S: Pasien
mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya,
sudah tidak malu bicara
dengan orang lain
dan klien mengatakan mulutnya terasa lebih segar
O : Pasien terlihat senang
dan nyaman, mulut klien wangi dan
gigi klien bersih.
A : Tujuan teratasi masalah teratasi
1. Anjurkan klien untuk selalu mandi 2x/hari,
2. Anjurkan
pasien untuk menggosok gigi
3x/hari.
|
|
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Perbedaan
Konsep Teori dengan Praktek
Ada sedikit perbedaan antara konsep
teori dengan praktek di rumah sakit khususnya alat. Sesuai SOP teori alat-alat
untuk melakukan oral hygiene menggunakan sikat gigi yaitu:
1. Tissue
2. Gelas
kumur berisi air matang hangat
3. Sikat
gigi dan pastanya
4. Sarung
tangan bersih
5. Bengkok
6. Perlak
dan alasnya / handuk kecil
Namun dalam praktek di rumah sakit kita
harus pintar memodifikasi alat untuk melakukan oral hygiene menggunakan sikat
gigi karena terbatasnya alat, sehingga membuat adanya sedikit perbedaan alat
namun hamper sama fungsinya. Alat-alat untuk melakukan oral hygiene menggunakan
sikat gigi di rumah sakit yaitu:
1. Tissue
2. Gelas
kumur berisi air matang hangat
3. Sikat
gigi dan pastanya
4. Sarung
tangan bersih
5. Baskom
6. Perlak
dan selimut / handuk kecil
|
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Tujuan dari personal hygiene yaitu meningkatkan derajat
kesehatan seseorang, memelihara kebersihan disi seseorang, mencegah penyakit, menciptakan
keindahan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Macam-macam Personal Hygiene yaitu perawatan kulit kepala
dan rambut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan kuku
kaki dan tangan, perawatan genitalia, perawatan kulit seluruh tubuh, perawatan
tubuh secara keseluruhan dan perawatan gigi dan mulut.
Perawat melakukan personal hygiene kepada pasien sangatlah
penting khususnya personal hygiene oral, untuk mengurangi bau tak sedap pada
mulut, menjaga gigi, membersihkan gigi dan dapat mencegah gigi berlubang.
B. Saran
1. Bagi perawat
Perawat yang memberikan asuhan
keperawatan pada pasien harus memperhatikan personal hygiene pasien.
2. Bagi Rumah Sakit.
Rumah sakit sebaiknya menyediakan
atau memberikan fasilitas alat-alat pelaksana tindakan keperawatan.
3. Bagi mahasiswa
|
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-
2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Moorhead. 2008. Nursing
Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
Academic Press
Dochtherman. 2008. Nursing
Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
Affiliate Of Elsefer
Wartonah. 2006.Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Wilkinson,judith.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC
Edisi 7.
Jakarta : EGC
Muhammad,Wahit
Iqbal dkk. 2007.Buku
Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar