Rabu, 15 Oktober 2014

LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



LAPORAN PENDAHULUAN

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan  Personal Hygiene
 Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen


Description: C:\Users\Adminisrator\Pictures\logo_stikes_transparan.gif










Disusun Oleh:
Nama:
1.   Dwi Nugraheni     (B1301041)
2.   Rita Saputri           (B1301103)
3.   Tenti                      (B1301118)



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
 Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



Telah disahkan pada :
Hari                 : ………………..
Tanggal           : ………………..





Disusun Oleh:

     Mahasiswa                                    Mahasiswa                                 Mahasiswa


Dwi Nugraheni                              Rita Saputri                                  Tenti
NIM B1301041                           NIM B1301103                    NIM B1301118



Pembimbing Klinik Rumah Sakit


Priyatin, Amd.Kep
Pembimbing Klinik Akademik


Wuri Utami, S.Kep.Ns



ii
 
 
KATA  PENGANTAR

           
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan  Personal Hygiene Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen” dengan baik. Laporan  ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Giyatmo, M.Kep, selaku  ketua  STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
2.    Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan   mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
3.    Eni Indrayani, S.Si.T.,M.P.H, selaku dosen pembimbing KDPK di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
4.    Wuri Utami, S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
5.    Priyatin, Amd.Kep, selaku clinical  instrukture klinik di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen yang telah membimbing kami dalam belajar.
6.    Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
            Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan  ini dapat bermanfaat.

                                                                                           Kebumen, 26 Juni 2014
        Penyusun



iii
 
 
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.  Definisi.................................................................................................... 2
B.  Tujuan...................................................................................................... 2
C.  Macam-macam Personal Hygiene............................................................ 2
D.  Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene........................................ 3
E.   Masalah Personal Hygiene....................................................................... 3
F.   Manisfestasi Klinis.................................................................................. 4
G.  Etiologi.................................................................................................... 4
BAB III KASUS
A.  Pengkajian............................................................................................... 5
B.  Asuhan Keperawatan.............................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perbedaan Konsep Teori dengan Praktek............................................. 15
BAB V PENUTUP
A.  Kesimpulan............................................................................................ 16
B.  Saran...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA






iv
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman seseorang dituntut untuk memusatkan perhatiannya kepada pekerjaan atau kesibukan. Sering kali orang tidak memperdulikan mengenai personal hygiene. Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat jadi personal hygiene adalah suatu tindakan untuk­ memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal hygiene meliputi kebersihan tubuh seseorang secara menyeluruh yaitu personal hygiene rambut, mulut, kulit, mata, hidung, telinga, dan genitalia. Personal hygiene, sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Jika sesesorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Akibatnya yang dapat timbul jika personal hygiene tidak teratasi diantaranya adalah gangguan membrane mukosa mulut, gatal‑gatal, dan infeksi di beberapa bagian tubuh, serta gangguan integritas kulit dan gangguan fisik pada kuku. Selain dapat menimbulkan dampak fisik yang sudah disebut di atas, gangguan personal hygiene dapat pula menimbulkan dampak psikososial. Diantaranya adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman kebutuhan hargadiri.
Peran perawat dalam mengatasi kurangnya pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada klien diantaranya adalah mempertahankan kebersihan klien dalam hal membersihkan bagian‑bagian tubuhnya mencegah komplikasi atau timbulnya masalah lain akibat gangguan personal hygiene klien dan memberi dukungan.
B.  Tujuan
  1. Mahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene khususnya oral hygiene.
  2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene khususnya oral hygiene.
  3. 1
     
    Mengetahui bagaimana cara kebersihan diri yang baik dan benar.
BAB II.
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Personal Hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan fisiologis. (Muhammad, 2007).
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.

B.     Tujuan
Tujuan dari personal hygiene yaitu sebagai berikut :
1.                            Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2.                            Memelihara kebersihan disi seseorang
3.                            Mencegah penyakit
4.                            Menciptakan keindahan
5.                            Meningkatkan rasa percaya diri.

C.     Macam-macam Personal Hygiene
1.    Perawatan kulit kepala dan rambut
2.    Perawatan mata
3.    Perawatan hidung
4.    Perawatan telinga
5.    Perawatan kuku kaki dan tangan
6.    Perawatan genitalia
7.    Perawatan kulit seluruh tubuh
8.    Perawatan tubuh secara keseluruhan
9.    Perawatan gigi dan mulut.


2
 
 
3
 
D.    Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
1.       Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2.   Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3.   Status ekonomi-sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk penyediaan.
4.   Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
5.   Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang eropa, umumnha mandi sekali seminggu, karena cuaca di eropa yang memang dingin, dan perempuan didesa yang biasa mandi di suangai sehingga tergolong yang memiliki personal hygiene buruk.
6.   Kebiasaan seseorang
Tiap individu memiliki kebiasanan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut, menggunting kuku/bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari/tidak mandi.
7.   Kondisi fisik
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan personal hygiene perlu lebih berhati-hati pada orang dengan luka terbuka.

E.     Masalah Personal Hygiene yang Berhubungan dengan Oral Hygiene
1.    Karies gigi: tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang berhubungan dengan kekurangan kalsium.
2.   
4
 
Plak : plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi karena asam akan merusak gigi.
3.    Halitosis : disebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake makanan tertentu dan infeksi.

F.      Manifestasi klinis
1.      Fisik
a.    Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan.
b.     Hidung kotor telinga juga kotor
c.    Gigi kotor disertai mulut bau
d.   Kuku panjang dan tidak terawatt
e.    Badan kotor dan pakaian kotor
f.     Penampilan tidak rapi
2.      Psikologis
a.    Malas, tidak ada inisiatif
b.    Menarik diri, isolasi
c.    Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3.      Sosial
a.    Interaksi kurang
b.    Kegiatan kurang
c.    Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/siakt gigi, tidak dapat berpakaian sendiri

G.  Etiologi
  1. Gangguan kognitif
  2. Penurunan motivasi
  3. Kendala lingkungan ( ketidak sediaan sarana dan prasarana )
  4. Ketidaknyamanan ( perubahan rasa pada kondisi yang baru )
  5. Keletihan ( ketidakmampuan untuk bergerak )
  6. Nyeri
BAB III
KASUS

A.      Pengakajian
Tanggal Masuk                 : 25 Juni 2014                          Jam : 10.37  WIB
Tanggal Pengkajian          : 26 Juni 2014                          Jam : 21.00  WIB
Ruang                               : Bangsal Bawah
Pengkaji                           : Dwi Nugraheni, Rita Saputri, dan Tenti
B. Asuhan Keperawatan
1.      DATA SUBJEKTIF
a.       Identitas Pasien
1)      Nama                  : Tn. M
2)      Umur                  :  22  tahun
3)      Agama                : Islam
4)      Pendidikan         : SMA
5)      Pekerjaan            : Swasta
6)      Alamat                           : Gendon Rt 01, Rw 03, Sadang, Kebumen
7)      Diagnosa Medis : Abses Cruris dan Osteomilitis
b.      Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau dan sudah 2 hari belum gosok gigi.
c.       Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien mengeluh sulit beraktivitas dan merasa lemas.
2)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai di rawat inap di Rumah Sakit.
3)      Riwayat Kesehatan Keluarga
5
 
Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular.
d.     
6
 
Genogram
                                                             








 
               


 
                                                            
                                                                      
Keterangan :
: Laki – laki normal tanpa riwayat nyeri
: Perempuan normal tanpa riwayat nyeri
         : Tanda yang mempunyai riwayat nyeri
         : Tn. M yang mengalami nyeri
e.       Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1)      Pola Oksigenasi:
Sebelum sakit: Pasien bernafas dengan normal RR=20x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
Saat di kaji: Pasien bernafas dengan normal RR=22x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
2)      Pola Nutrisi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3x1 sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-8 gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.
Saat dikaji: Pasien makan 3x1 sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan klinik dan minum ± 2-4 gelas perhari jenis air putih.
3)      Pola Eliminasi :
Sebelum sakit: Eliminasi volume tidak teridentifikasi, warna kuning, lancar,dan tidak ada kesulitan.
Saat dikaji: Pasien mengatakan BAB lancar.
4)      Pola Aktivitas:
7
 
Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji: Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh keluarganya.
5)      Pola Istirahat:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan di malam hari.
Saat dikaji: Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena merasa sulit tidur.
6)      Pola Berpakaian:
Sebelum sakit: Pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang lain. Pasien mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.
Saat dikaji: Pasien dapat berpakaian dengan bantuan keluarganya.
7)      Menjaga Suhu Tubuh  :
Sebelum sakit: Pasien teraba tidak demam.
Saat dikaji: Pasien teraba tidak demam dengan suhu 360C
8)      Pola Personal Hygiene:
Sebelum sakit: Pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji: Pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien belum pernah gosok gigi selama di rumah sakit.
9)      Pola Menghindar dari Bahaya:
Sebelum sakit : Pasien selalu waspada jika ada bahaya menimpanya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaannya saat ini.
10)  Pola Komunikasi:
8
 
Sebelum sakit: Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia.
Saat dikaji: Pasien dapat berbicara dengan bahasa Indonesia dengan  lemas.
11)  Pola Spiritual:
Sebelum sakit: Pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.
Saat dikaji: Pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.
12)  Pola Rekreasi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya atau bermain ke rumah tetangganya.
Saat dikaji: Pasien tidak dapat rekreasi.
13)  Pola Bekerja:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat bekerja.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum bisa bekerja seperti biasa.
14)  Pola Belajar:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.

2.      DATA OBJEKTIF
a.       Pemeriksaan Umum
1)      Keadaan Umum (KU)            : cukup
2)      Kesadaran                   : conposmentis
3)      TD       :130/80            mmHg
4)      N         : 86                  x/mnt
5)     
9
 
S          : 36                  0C
6)      RR       : 22                  x/mnt
b.      Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan panca indra.
1)      Kepala       : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak ada benjolan.
2)      Muka         : Simetris,terlihat pucat, dan kering.
3)      Mata          : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik, rangsangan cahaya.
4)      Hidung      : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret.
5)      Mulut        : Bibir kering, gigi agak kotor , gigi berwarna kuning, dan tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi, dan stomatitis.
6)      Telinga      : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
7)      Leher         : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)      Dada         : Inspeksi        : bentuk simetris, tidak ada luka. 
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : terdengar bunyi sonor
   Auskultasi    : tidak ada wheezing
9)      Jantung      :  Inspeksi        : simetris. 
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : normal
   Auskultasi    : terdengar normal
10)  Paru-paru   :  Inspeksi        : simetris. 
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : Resonan/normal
   Auskultasi    : vesikuler
11) 
10
 
Abdomen  : Inspeksi         :Tidak ada lesi
  Auskultasi     : terdengar peristaltic usus 10xpm
  Palpasi           : tidak ada nyeri tekan
  Perkusi          : timpani
12)  Extermitas : Terpasang infuse pada tangan kanan dan kaki bengkak sebelah kanan.
13)  Kulit          : Warna kulit sawo matang, kering, dan turgor kulit cukup.
14)  Genetalia : tidak terpasang DC.

c.       Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium     :
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
Hemoglobin
13,7 g/dl
14-18 g/dl
Kurang
Leukosit
4000/mm3
4.800-10.800/mm3
Kurang
Trombosit
127.000/mm3
150.000-450.000/mm3
Kurang
Hematokrit
40%
42-52%
Kurang
d.      Therapi
Injeksi : Ceftriaxone   (2X1000 mg)
              Ranitidin        (2X50 mg)
              Ketorolac      (2x30 mg)
Tablet  : Paracetamol    (3x500 mg)
Infus    : RL 500 ml dengan 20 tpm 
3.      ANALISA DATA
NO
DATA FOKUS
MASALAH
1
DS:
Pasien mengatakan merasa malu bicara dengan orang lain karena mulutnya bau dan sudah 2 hari belum gosok gigi.
11
 
DO:
1.      Keadaan umum cukup
2.      Tercium bau nafas tidak sedap saat berbicara
3.      Terlihat kuning gigi pasien
Gangguan personal hygiene mulut ( gigi )


4.      PERENCANAAN
NO
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONALISASI
1
Gangguan personal hygiene : mulut (gigi) b.d keterbatasan fisik
1.    Kaji pola kebutuhan personal hygiene klien.

2.    Bantu klien menggosok gigi.
3.    Ajarkan klien cara menggosok gigi yang benar.
4.    Berikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien.
9.  
1.    Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.
2.    Gigi klien bersih.

3.    Mengurangi resiko luka pada gusi.

4.    Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien lebih kooperative.




5.     
12
 
PELAKSANAAN
NO
Dx Kep
Tanggal / Jam
Implementasi
Respon
Paraf
1
Gangguan personal hygiene: mulut (gigi) b.d keterbatasan fisik
27 Juni 2014  / 07.30 WIB

08.00 WIB



08.05 WIB



08.10 WIB

  1.  Mengkaji pola kebutuhan personal hygiene klien.


2.     Membantu dan mengajarkan klien dalam membersihkan mulut yaitu gosok gigi yang benar.
3.     Membantu membersihkan mulut dengan menggosok gigi klien.


  1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri pada pasien khususnya kebersihan mulut.

1.      Mengetahui data dasar dalam melakukan intervensi.

2.      Klien mau melakukan gosok gigi dengan benar.


3.      Gigi klien terlihat lebih bersih dan klien merasa lebih nyaman.

4.      Klien mengerti tentang pendidikan kesehatan dan kebersihan dirinya salah satunya kebersihan mulut dengan gosok gigi  
13
 



6.      EVALUASI
NO
Tanggal / Jam
Dx Kep
Evaluasi
Paraf
1
27 Juni 2014 / 09.00 WIB
Gangguan personal hygiene: mulut (gigi) b.d keterbatasan fisik
S : S:  Pasien mengatakan lebih nyaman dari sebelumnya, sudah tidak malu bicara dengan orang lain dan klien mengatakan mulutnya terasa lebih segar
O : Pasien terlihat senang dan nyaman, mulut klien wangi  dan gigi klien bersih.
A :  Tujuan teratasi masalah teratasi
14
 
P :
1.    Anjurkan klien untuk selalu mandi 2x/hari,
2.    Anjurkan pasien untuk menggosok gigi 3x/hari.





















BAB IV

PEMBAHASAN


A. Perbedaan Konsep Teori dengan Praktek
Ada sedikit perbedaan antara konsep teori dengan praktek di rumah sakit khususnya alat. Sesuai SOP teori alat-alat untuk melakukan oral hygiene menggunakan sikat gigi yaitu:
1.    Tissue
2.    Gelas kumur berisi air matang hangat
3.    Sikat gigi dan pastanya
4.    Sarung tangan bersih
5.    Bengkok
6.    Perlak dan alasnya / handuk kecil
Namun dalam praktek di rumah sakit kita harus pintar memodifikasi alat untuk melakukan oral hygiene menggunakan sikat gigi karena terbatasnya alat, sehingga membuat adanya sedikit perbedaan alat namun hamper sama fungsinya. Alat-alat untuk melakukan oral hygiene menggunakan sikat gigi  di rumah sakit yaitu:
1.    Tissue
2.    Gelas kumur berisi air matang hangat
3.    Sikat gigi dan pastanya
4.    Sarung tangan bersih
5.    Baskom
6.    Perlak dan selimut / handuk kecil



 



15
 
 

BAB V

PENUTUP


A.    Kesimpulan
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Tujuan dari personal hygiene yaitu meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan disi seseorang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Macam-macam Personal Hygiene yaitu perawatan kulit kepala dan rambut, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan kuku kaki dan tangan, perawatan genitalia, perawatan kulit seluruh tubuh, perawatan tubuh secara keseluruhan dan perawatan gigi dan mulut.
Perawat melakukan personal hygiene kepada pasien sangatlah penting khususnya personal hygiene oral, untuk mengurangi bau tak sedap pada mulut, menjaga gigi, membersihkan gigi dan dapat mencegah gigi berlubang.

B.     Saran
1.    Bagi perawat
Perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada pasien harus memperhatikan personal hygiene pasien.
2. Bagi Rumah Sakit.
Rumah sakit sebaiknya menyediakan atau memberikan fasilitas alat-alat pelaksana tindakan keperawatan.
3. Bagi mahasiswa
16
 
Mahasiswa yang sedang praktek, gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk serius ingin mengetahui sisi baik, buruk dari segi social dan juga dari segi pendidikan keperawatan hingga lebih berpengalaman dalam bidang keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA



Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-
            2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Moorhead. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
            Academic Press

Dochtherman. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
            Affiliate Of Elsefer

Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
           Salemba Medika.

Wilkinson,judith.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
           Jakarta : EGC

Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC










Tidak ada komentar:

Posting Komentar