LAPORAN
PENDAHULUAN
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen
Disusun
Oleh:
Nama : Dwi Nugraheni
NIM : B1301041
Kelas : 1A
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen
Telah
disahkan pada :
Hari
: ………………..
Tanggal : ………………..
Disusun Oleh:
Mahasiswa
Dwi Nugraheni
NIM B1301041
Pembimbing Klinik Rumah
Sakit
Susi Hendriyati, Amd.Keb
|
Pembimbing Klinik
Akademik
Endah Setianingsih,
S.Kep.Ns
|
|
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen” dengan baik. Laporan
ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Giyatmo, M.Kep, selaku
ketua STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan di
sekolah ini.
2. Hastin
Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes Muhamadiyah Gombong, yang telah memberi kami kesempatan
untuk belajar dan mendapatkan
pengetahuan di sekolah
ini.
3. Eni
Indrayani, S.Si.T.,M.P.H, selaku dosen pembimbing KDPK di STIKes Muhammadiyah
Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
4. Endah
Setianingsih,S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes
Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
5. Susi
Hendriyati, Amd.Keb, selaku clinical
instrukture klinik di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen yang telah
membimbing kami dalam belajar.
6. Serta
semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada
sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah
penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis
berharap semoga laporan pendahuluan ini
dapat bermanfaat.
Kebumen, 26 Juni
2014
Penyusun
|
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... iv
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan
..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN
TEORI
A. Definisi.................................................................................................... 3
B. Fisiologi
Nyeri......................................................................................... 3
C. Klasifikasi
Nyeri...................................................................................... 4
D. Stimulus
Nyeri......................................................................................... 4
E. Teori
Nyeri............................................................................................... 4
F. Faktor
Mempengaruhi Nyeri................................................................... 5
G. Cara
Mengukur Intensitas Nyeri............................................................. 6
H. Pengkajian............................................................................................... 7
I. Etiologi
Nyeri.......................................................................................... 7
J. Manisfestasi
Klinis.................................................................................. 8
K. Penatalaksanaan
Medis dan Keperawatan.............................................. 8
BAB III KASUS
A. Pengkajian............................................................................................... 9
B. Asuhan
Keperawatan.............................................................................. 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 20
B. Saran...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman nyeri seseorang
berseda-beda. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik
ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang
mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak
menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (IASP,1999). Nyeri sebagai suatu
dasar sensasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh
dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa
yang nyata, ancaman atau fantasi luka (Engel,1970).
Setiap
individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan
alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan
salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri
merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan
nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat
meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan
mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri
yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada dua individu
yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama
menghasilkan respon yang identik pada seseorang. Nyeri
dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku. Nyeri
yang bersifat subjektif membuat perawat harus mampu dalam memberikan asuhan
keperawatan secara holistic dan menanganinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
|
|
a.
Mengetahui definisi nyeri
b.
Mengetahui teori nyeri
c.
Mengetahui stimulus nyeri
d.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
BAB II.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,
2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang
pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri
adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M.
Wilkinson 2002). Sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial
kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional).
B. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat
dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah
niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
|
4
C. Klasifikasi Nyeri
4
|
Klasifikasi nyeri secara umum
di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri
yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan
dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri
yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,
sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya,
nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan
nyeri terbakar.
D. Stimulus Nyeri
Seseorang dapat meneloransi, menahan nyeri (pain tolerance) atau
mengenali jumlah stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri (pain tolerance). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
- Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor.
- Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
- Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
- Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria koronaria yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat.
E. Teori Nyeri
Tedapat beberapa teori tentang
terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989):
- Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
-
5
- Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
- Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impuls-implus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif.
F. Faktor-Faktor Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang
dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
- Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
-
6
- Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
- Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
G. Cara Mengukur Intensitas Nyeri
Skala nyeri menurut Hayward
Skala
|
Keterangan
|
0
|
Tidak nyeri
|
1-3
|
Nyeri ringan
|
4-6
|
Nyeri sedang
|
7-9
|
Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan
aktifitas yang biasa dilakukan
|
10
|
Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol
|
Skala nyeri menurut McGill
Skala
|
Keterangan
|
||
1
|
Tidak nyeri
|
||
2
|
Nyeri sedang
|
||
3
|
|
||
4
|
Nyeri sangat berat
|
||
5
|
Nyeri hebat
|
H. Pengkajian
Pengkajian
nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang efektif. Karena
nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada
masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang
mempengaruhi nyeri seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional,
dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu :
- Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.
- Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.
Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman
subjektif. Mnemonic untuk pengkajian nyeri.
P
|
Provoking atau pemicu yaitu factor yang memicu timbulnya
nyeri
|
Q
|
Quality atau kualitas nyeri
|
R
|
Region atau daerah perjalanan ke daerah lain
|
S
|
Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya
|
T
|
Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan
sebab
|
I. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
- Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera.
- Iskemik jaringan.
- Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
-
8
- Post operasi setelah dilakukan pembedahan.
J. Manifestasi Klinis
1. Gangguam
tidur
2. Posisi
menghindari nyeri
3. Gerakan meng
hindari nyeri
4. Raut wajah
kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan
nafsu makan
6. Tekanan
darah meningkat
7. Nadi
meningkat
8. Pernafasan
meningkat
9. Depresi
K. Penatalaksanaan Medis dan
Keperawatan
1. Non farmakologi
a. Relaksasi distraksi, mengalihkan
perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv ,
mendengarkan musik dan bermain
b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik
untuk stimulasi kulit antara lain :
1) Kompres dingin
2) Counteriritan, seperti plester
hangat.
2. Farmakologi adalah obat:
a. Obat
b. Injeksi
BAB III
KASUS
A. Pengakajian
Tanggal Masuk :
25 Juni 2014 Jam : 10.30
WIB
Tanggal Pengkajian :
26 Juni 2014 Jam : 06.00 WIB
Ruang :
Bangsal Bawah ( Safir 5)
Pengkaji :
Dwi Nugraheni
B. Asuhan Keperawatan
1. DATA
SUBJEKTIF
a.
Identitas
Pasien
1)
Nama : Ny. C
2)
Umur : 20 tahun
3)
Agama : Islam
4)
Pendidikan : SMA
5)
Pekerjaan : Swasta
6) Alamat :
Tanahsari Rt 03, Rw 03, Kebumen
7) Diagnosa
Medis: Appendicitis
b.
Keluhan
Utama
Pasien mengatakan nyeri di perut kanan bawah .
c.
Riwayat
Kesehatan
1)
Riwayat
Kesehatan Saat Ini
P: nyeri saat
ditekan,
Q: nyeri ditusuk-tusuk R: Perut kanan bawah, S: Skala nyeri 6, T: ± 2 menit setiap gerak.
2)
Riwayat
Kesehatan Dahulu
Pasien
sebelumnya belum pernah sakit sampai di rawat inap di Rumah Sakit.
3)
Riwayat
Kesehatan Keluarga
|
d.
|
1)
Pola
Oksigenasi:
Sebelum sakit: Pasien bernafas
dengan normal RR=20x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
Saat di kaji: Pasien
bernafas dengan normal RR=22x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
2)
Pola
Nutrisi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan
makan 3x1 sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-8
gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.
Saat dikaji: Pasien makan 3x1 sehari
hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan klinik dan minum ± 2-4 gelas perhari
jenis air putih.
3)
Pola
Eliminasi :
Sebelum sakit: Eliminasi volume
tidak teridentifikasi, warna kuning, lancar,dan tidak ada kesulitan.
Saat dikaji:
Pasien mengatakan BAB lancar.
4)
Pola
Aktivitas:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji:
Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh keluarganya.
5)
Pola
Istirahat:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan di malam
hari.
Saat dikaji: Pasien
mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena
merasa sulit tidur.
6)
Pola
Berpakaian:
|
Saat dikaji: Pasien
dapat berpakaian dengan bantuan keluarganya.
7)
Menjaga
Suhu Tubuh :
Sebelum
sakit: Pasien teraba tidak demam.
Saat
dikaji: Pasien teraba tidak demam dengan suhu 360C
8)
Pola
Personal Hygiene:
Sebelum sakit:
Pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji: Pasien
diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien belum pernah gosok
gigi selama di rumah sakit.
9)
Pola
Menghindar dari Bahaya:
Sebelum
sakit : Pasien selalu waspada jika ada bahaya menimpanya.
Saat
dikaji : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaannya saat ini.
10) Pola Komunikasi:
Sebelum sakit: Pasien dapat
berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia.
Saat dikaji: Pasien dapat berbicara
dengan bahasa Indonesia dengan lemas.
11) Pola Spiritual:
Sebelum sakit: Pasien menjalankan
shalat lima waktu dan menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.
Saat dikaji: Pasien
menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.
12) Pola Rekreasi:
|
Saat dikaji: Pasien tidak dapat
rekreasi.
13) Pola Bekerja:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan dapat bekerja.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum
bisa bekerja seperti biasa.
14) Pola Belajar:
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum
tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.
2. DATA
OBJEKTIF
a.
Pemeriksaan
Umum
1)
Keadaan
Umum (KU) : cukup
2)
Kesadaran : conposmentis
3)
TD :100/80 mmHg
4)
N : 86 x/mnt
5)
S : 36 0C
6)
RR : 22 x/mnt
b.
Pemeriksaan
Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan
panca indra.
1)
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak
ada benjolan.
2)
Muka :
Simetris,terlihat pucat, dan kering.
3)
Mata :
Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan pada kelopak
mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik, rangsangan
cahaya (+).
4)
|
5)
Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor , gigi berwarna kuning, dan
tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi, dan stomatitis.
6)
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada
infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
7)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)
Dada : Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada luka
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi sonor
Auskultasi :
tidak ada wheezing
9)
Jantung : Inspeksi : simetris
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi :
normal
Auskultasi :
terdengar normal
10) Paru-paru :
Inspeksi : simetris
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Resonan/normal
Auskultasi :
vesikuler
11) Abdomen : Inspeksi :Tidak
ada lesi
Auskultasi : terdengar
peristaltic usus 10xpm
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : timpani
12) Extermitas : Terpasang infuse pada tangan kanan
13) Kulit : Warna kulit sawo matang, kering, dan
turgor kulit cukup.
14) Genetalia :
Terpasang DC.
c.
|
Hasil
Laboratorium :
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Nilai Normal
|
Keterangan
|
Hemoglobin
|
7,4 g/dl
|
12-16 g/dl
|
Kurang
|
Leukosit
|
9300/mm3
|
4.800-10.800/mm3
|
Cukup
|
Trombosit
|
354.000/mm3
|
150.000-450.000/mm3
|
Cukup
|
Hematokrit
|
24%
|
37-47%
|
Kurang
|
d.
Therapi
Injeksi : Ondansetron (2X4 mg) / hari
Ranitidin
(2X50 mg) / hari
Kalnek (3x500 mg) / hari
Tablet : Asam Folat (3x500 mg) / hari
Infus
: RL 500 ml dengan 20 tpm
3. ANALISA
DATA
NO
|
DATA
FOKUS
|
MASALAH
|
ETIOLOGI
|
||
1
|
DS:
Pasien mengatakan nyeri di perut
kanan bawah
DO:
1. Pasien Terlihat
gelisah dan menangis
2. Pasien terlihat menahan
nyeri
3. Kaji nyeri
P: Nyeri saat ditekan &
membungkuk
Q: Nyeri
ditusuk2
R: Perut kanan
bawah
T: ± 2 menit
setiap gerak
|
Gangguan rasa nyaman nyeri
|
Stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,peningkatan tekanan intrakranial.
|
4. PERENCANAAN
NO
|
DIAGNOSA
|
INTERVENSI
|
RASIONALISASI
|
||
1
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri
|
1. Kaji KU pasien dan memonitor tanda-tanda vital
2.
Kaji nyeri pasien
3.
Berikan posisi
yang nyaman dari pasien
4. Ajarkan latihan
teknik relaksasi dan distraksi
5. Latih pasien untuk teknik relaksasi kembali dan belajar
untuk mandiri
9.
|
1. KU pasien cukup, tanda-tanda vital
pasien normal
2. P: nyeri saat ditekan
&
membungkuk
Q: nyeri ditusuk2
R: Perut
kanan bawah
S: Skala
nyeri 6
T: ± 2 menit
setiap
gerak
3.
Pasien terlihat nyaman dengan kepala di tinggikan.
4.
Pasien mau mendengarkan
5.
Pasien sudah mampu melakukan relaksasi distraksi
|
5. PELAKSANAAN
NO
|
Dx
Kep
|
Tanggal / Jam
|
Implementasi
|
Respon
|
Paraf
|
||
1
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri
|
27 Juni 2014 / 10.30
WIB
10.33 WIB
10.35
WIB
10.40
WIB
10.50
WIB
|
1.
Mengkaji KU pasien dan memonitor tanda-tanda vital
2.
Mengkaji nyeri pasien
3.
Memberikan posisi yang nyaman dari pasien
4.
Mengajarkan latihan teknik relaksasi
distraksi
5.
Melatih pasien untuk teknik relaksasi kembali dan belajar untuk mandiri
|
1. KU: cukup
N = 86 x/menit, RR = 22 x/menit
2. P: nyeri saat
ditekan & membungkuk
Q: nyeri ditusuk2
R: Perut kanan
bawah
S: Skala nyeri 6
T: ± 2 menit
setiap gerak
3.Pasien mengatakan nyaman jika kepala lebih tinggi
4.Pasien mengatakan sudah bisa
melakukannya sendiri
5.Pasien Kooperatif dan
mau berlatih untuk mengurangi nyerinya dibantu ibunya
|
|
6. EVALUASI
NO
|
Tanggal / Jam
|
Dx
Kep
|
Evaluasi
|
Paraf
|
||||
1
|
27 Juni 2014 / 11.00 WIB
|
Gangguan rasa
nyaman nyeri
|
S:Pasien mengatakan masih sedikit nyeri
O: RR = 20 x/menit, pasien sudah tidak terlihat gelisah
f. * Nyeri
P: Masih nyeri jika bergerak
Q:Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Perut kanan bawah
S:Skala nyeri4
T:Berulang kali
A:Masalah
nyeri teratasi sebagian
P:
- Mengkaji keluhan
nyeri,mengenai lokasi, intensitas dan durasi, perhatikan petunjuk verbal dan
non verbal
- Mengajarkan
latihan teknik
|
|
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nyeri
merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya.
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni
nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak
dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya
peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri
yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,
sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya,
nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan
nyeri terbakar.
Munculnya nyeri berkaitan erat
dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah
niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau
bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
B. Saran
- Bagi mahasiswa diharapakn dengan adanya makalah asuhan keperawtan ini dapat membantu dalam membuat makalah asuhan keperawtan tentang nyeri, dan memperbanyak pengetahuan dari berbagai refrensi lainnya.
- Bagi perawat diharapkan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan namun juga berperan aktif dalam mencegah akan terjadinya suatu penyakit.
-
20
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-
2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
Academic Press
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
Affiliate Of Elsefer
Wartonah. 2006.Kebutuhan
Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Wilkinson,judith.2002.Buku Saku
Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
Jakarta : EGC
Muhammad,Wahit
Iqbal dkk. 2007.Buku
Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC
terimakasih blognya baguss
BalasHapus