Rabu, 15 Oktober 2014

LAPORAN PENDAHULUAN Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



LAPORAN PENDAHULUAN

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

 Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen



Description: C:\Users\Adminisrator\Pictures\logo_stikes_transparan.gif











                                                         Disusun Oleh:              
Nama   : Dwi Nugraheni
NIM    : B1301041
Kelas   : 1A



PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014
LEMBAR PENGESAHAN

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

 Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen




Telah disahkan pada :
Hari                 : ………………..
Tanggal           : ………………..






Disusun Oleh:
Mahasiswa


Dwi Nugraheni
NIM B1301041



Pembimbing Klinik Rumah Sakit


Susi Hendriyati, Amd.Keb
Pembimbing Klinik Akademik


Endah Setianingsih, S.Kep.Ns



ii
 
 
KATA  PENGANTAR


           
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul “Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Ruang Bangsal Bawah Rumah Sakit Permata Medika Kebumen” dengan baik. Laporan  ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.    Giyatmo, M.Kep, selaku  ketua  STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
2.    Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan   mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
3.    Eni Indrayani, S.Si.T.,M.P.H, selaku dosen pembimbing KDPK di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
4.    Endah Setianingsih,S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
5.    Susi Hendriyati, Amd.Keb, selaku clinical  instrukture klinik di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen yang telah membimbing kami dalam belajar.
6.    Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
            Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan  ini dapat bermanfaat.

                                                                                           Kebumen, 26 Juni 2014
        Penyusun



iii
 
 
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.  Definisi.................................................................................................... 3
B.  Fisiologi Nyeri......................................................................................... 3
C.  Klasifikasi Nyeri...................................................................................... 4
D.  Stimulus Nyeri......................................................................................... 4
E.   Teori Nyeri............................................................................................... 4
F.   Faktor Mempengaruhi Nyeri................................................................... 5
G.  Cara Mengukur Intensitas Nyeri............................................................. 6
H.  Pengkajian............................................................................................... 7
I.     Etiologi Nyeri.......................................................................................... 7
J.     Manisfestasi Klinis.................................................................................. 8
K.  Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan.............................................. 8
BAB III KASUS
A.  Pengkajian............................................................................................... 9
B.  Asuhan Keperawatan.............................................................................. 9
BAB IV PENUTUP
A.  Kesimpulan............................................................................................ 20
B.  Saran...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA




iv
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengalaman nyeri seseorang berseda-beda. Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (IASP,1999). Nyeri sebagai suatu dasar sensasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan  sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka (Engel,1970).
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Perawat meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon yang identik pada seseorang. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku. Nyeri yang bersifat subjektif membuat perawat harus mampu dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan menanganinya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
 
Tujuan dari penulisan makalah askep ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pada klien dengan kasus nyeri.
2
 
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi nyeri
b. Mengetahui teori nyeri
c. Mengetahui stimulus nyeri
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

























BAB II.
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006). Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M. Wilkinson 2002). Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional).

B. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
3
 
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berubah zat kimiawi seperti  histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam yang di lepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.

4
 
C. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.

D. Stimulus Nyeri

Seseorang dapat meneloransi, menahan nyeri (pain tolerance) atau mengenali jumlah stimulus nyeri sebelum merasakan nyeri (pain tolerance). Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, di antaranya:
  1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan jaringan dari iritasi secara langsung pada reseptor.
  2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya pada edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.
  3. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri.
  4. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi pada blockade pada arceria koronaria yang menstimulasi resptor nyeri akibat tumpukan asam laktat.

 

E. Teori Nyeri

Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989):
  1. Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
  2. 5
     
    Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
  3. Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis. Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
  4. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor  melalui transmisi impuls-implus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif.

F. Faktor-Faktor Mempengaruhi Nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
  1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
  2. 6
     
    Persepsi Nyeri.Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
  3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi  nyeri  antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain.
  4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.

G. Cara Mengukur Intensitas Nyeri
Skala nyeri menurut Hayward
Skala
Keterangan
0
Tidak nyeri
1-3
Nyeri ringan
4-6
Nyeri sedang
7-9
Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktifitas yang biasa dilakukan
10
Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol
Skala nyeri menurut McGill
Skala
Keterangan
1
Tidak nyeri
2
Nyeri sedang
3
7
 
Nyeri berat
4
Nyeri sangat berat
5
Nyeri hebat

H. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang mempengaruhi nyeri seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua kompenen utama yaitu :
  1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.
  2. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.
Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. Mnemonic untuk pengkajian nyeri.
P
Provoking atau pemicu yaitu factor yang memicu timbulnya nyeri
Q
Quality atau kualitas nyeri
R
Region atau daerah perjalanan ke daerah lain
S
Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya
T
Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab

I. Etiologi Nyeri         
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
  1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera.
  2.  Iskemik jaringan.
  3. Spasmus otot merupakan  suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak    terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
  4. 8
     
    Inflamasi pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
  5. Post operasi setelah dilakukan pembedahan.

J. Manifestasi Klinis
1.    Gangguam tidur
2.    Posisi menghindari nyeri
3.    Gerakan meng hindari nyeri
4.    Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5.    Perubahan nafsu makan
6.    Tekanan darah meningkat
7.    Nadi meningkat
8.    Pernafasan meningkat
9.    Depresi

K. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
     1. Non farmakologi
a.    Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
b.    Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
1)   Kompres dingin
2)   Counteriritan, seperti plester hangat.
2. Farmakologi adalah obat:
a.    Obat
b.    Injeksi



BAB III
KASUS

A.      Pengakajian
Tanggal Masuk                 : 25 Juni 2014                          Jam : 10.30  WIB
Tanggal Pengkajian          : 26 Juni 2014                          Jam : 06.00  WIB
Ruang                               : Bangsal Bawah ( Safir 5)
Pengkaji                           : Dwi Nugraheni
B. Asuhan Keperawatan
1.      DATA SUBJEKTIF
a.       Identitas Pasien
1)      Nama               : Ny. C
2)      Umur               : 20  tahun
3)      Agama             : Islam
4)      Pendidikan      : SMA
5)      Pekerjaan         : Swasta
6)      Alamat                        : Tanahsari Rt 03, Rw 03, Kebumen
7)      Diagnosa Medis: Appendicitis
b.      Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri di perut kanan bawah .
c.       Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat Kesehatan Saat Ini
P: nyeri saat ditekan, Q: nyeri  ditusuk-tusuk  R: Perut kanan bawah, S: Skala nyeri 6, T: ± 2 menit setiap  gerak.
2)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai di rawat inap di Rumah Sakit.
3)      Riwayat Kesehatan Keluarga
9
 
Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular.
d.     
10
 
Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1)      Pola Oksigenasi:
Sebelum sakit: Pasien bernafas dengan normal RR=20x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
Saat di kaji: Pasien bernafas dengan normal RR=22x/mnt, tanpa alat bantu pernafasan.
2)      Pola Nutrisi:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan makan 3x1 sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-8 gelas perhari jenis air putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.
Saat dikaji: Pasien makan 3x1 sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberikan klinik dan minum ± 2-4 gelas perhari jenis air putih.
3)      Pola Eliminasi :
Sebelum sakit: Eliminasi volume tidak teridentifikasi, warna kuning, lancar,dan tidak ada kesulitan.
Saat dikaji: Pasien mengatakan BAB lancar.
4)      Pola Aktivitas:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
Saat dikaji: Pasien dalam beraktivitas, sebagian dibantu oleh keluarganya.
5)      Pola Istirahat:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada keluhan di malam hari.
Saat dikaji: Pasien mengatakan bisa tidur 5-6 jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena merasa sulit tidur.
6)      Pola Berpakaian:
11
 
Sebelum sakit: Pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan orang lain. Pasien mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi.
Saat dikaji: Pasien dapat berpakaian dengan bantuan keluarganya.
7)      Menjaga Suhu Tubuh  :
Sebelum sakit: Pasien teraba tidak demam.
Saat dikaji: Pasien teraba tidak demam dengan suhu 360C
8)      Pola Personal Hygiene:
Sebelum sakit: Pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan keramas.
Saat dikaji: Pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi dan sore. Klien belum pernah gosok gigi selama di rumah sakit.
9)      Pola Menghindar dari Bahaya:
Sebelum sakit : Pasien selalu waspada jika ada bahaya menimpanya.
Saat dikaji : Pasien mengatakan pasrah dengan keadaannya saat ini.
10)  Pola Komunikasi:
Sebelum sakit: Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa jawa atau bahasa indonesia.
Saat dikaji: Pasien dapat berbicara dengan bahasa Indonesia dengan  lemas.
11)  Pola Spiritual:
Sebelum sakit: Pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan ibadah sesuai ajaran yang dianutnya.
Saat dikaji: Pasien menjalankan ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.
12)  Pola Rekreasi:
12
 
Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya atau bermain ke rumah tetangganya.
Saat dikaji: Pasien tidak dapat rekreasi.
13)  Pola Bekerja:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat bekerja.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum bisa bekerja seperti biasa.
14)  Pola Belajar:
Sebelum sakit: Pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau radio.
Saat dikaji: Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit yang dideritanya.

2.      DATA OBJEKTIF
a.       Pemeriksaan Umum
1)      Keadaan Umum (KU)            : cukup
2)      Kesadaran                   : conposmentis
3)      TD       :100/80            mmHg
4)      N         : 86                  x/mnt
5)      S          : 36                  0C
6)      RR       : 22                  x/mnt
b.      Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan panca indra.
1)      Kepala       : Bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih, tidak ada benjolan.
2)      Muka         : Simetris,terlihat pucat, dan kering.
3)      Mata          : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik, rangsangan cahaya (+).
4)     
13
 
Hidung      : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak ada sekret.
5)      Mulut        : Bibir kering, gigi agak kotor , gigi berwarna kuning, dan tidak ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi, dan stomatitis.
6)      Telinga      : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.
7)      Leher         : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)      Dada         : Inspeksi        : bentuk simetris, tidak ada luka 
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : terdengar bunyi sonor
   Auskultasi    : tidak ada wheezing
9)      Jantung      :  Inspeksi        : simetris
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : normal
   Auskultasi    : terdengar normal
10)  Paru-paru   :  Inspeksi        : simetris
   Palpasi          : tidak ada nyeri tekan 
   Perkusi         : Resonan/normal
   Auskultasi    : vesikuler
11)  Abdomen  : Inspeksi         :Tidak ada lesi
  Auskultasi     : terdengar peristaltic usus 10xpm
  Palpasi           : nyeri tekan
  Perkusi          : timpani
12)  Extermitas : Terpasang infuse pada tangan kanan
13)  Kulit          : Warna kulit sawo matang, kering, dan turgor kulit cukup.
14)  Genetalia : Terpasang DC.


c.      
14
 
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium     :
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Keterangan
Hemoglobin
7,4 g/dl
12-16 g/dl
Kurang
Leukosit
9300/mm3
4.800-10.800/mm3
Cukup
Trombosit
354.000/mm3
150.000-450.000/mm3
Cukup
Hematokrit
24%
37-47%
Kurang
d.      Therapi
Injeksi : Ondansetron  (2X4 mg) / hari
              Ranitidin        (2X50 mg) / hari
              Kalnek           (3x500 mg) / hari
Tablet  : Asam Folat     (3x500 mg) / hari
Infus    : RL 500 ml dengan 20 tpm 
3.      ANALISA DATA
NO
DATA FOKUS
MASALAH
ETIOLOGI
1
DS:
Pasien mengatakan nyeri di perut kanan bawah
DO:
1.   Pasien Terlihat gelisah dan menangis
2.   Pasien terlihat menahan nyeri
3.   Kaji nyeri
 P: Nyeri saat ditekan &    
     membungkuk
 Q: Nyeri  ditusuk2
 R: Perut kanan bawah
15
 
 S: Skala nyeri 6
 T: ± 2 menit setiap gerak
Gangguan rasa nyaman nyeri
Stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme,peningkatan tekanan intrakranial.


4.      PERENCANAAN
NO
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONALISASI
1
Gangguan rasa nyaman nyeri
1.      Kaji KU pasien dan memonitor tanda-tanda vital

2.      Kaji nyeri pasien







3.      Berikan posisi yang nyaman dari pasien

4.       Ajarkan latihan teknik relaksasi dan distraksi

5.      Latih pasien untuk teknik relaksasi kembali dan belajar untuk mandiri
9.  
1.    KU pasien cukup, tanda-tanda vital pasien normal

2. P: nyeri saat ditekan    
        & membungkuk
    Q: nyeri  ditusuk2
    R: Perut kanan bawah
    S: Skala nyeri 6
    T: ± 2 menit setiap
        gerak

3. Pasien terlihat nyaman dengan kepala di tinggikan.

4. Pasien mau mendengarkan


5. Pasien sudah mampu melakukan relaksasi distraksi
16
 
sendiri

5.      PELAKSANAAN
NO
Dx Kep
Tanggal / Jam
Implementasi
Respon
Paraf
1
Gangguan rasa nyaman nyeri
27 Juni 2014  / 10.30 WIB



10.33 WIB







10.35 WIB




10.40 WIB



10.50 WIB
1.       Mengkaji KU pasien dan memonitor tanda-tanda vital

2.      Mengkaji nyeri pasien








3.      Memberikan posisi yang nyaman dari pasien

4.      Mengajarkan latihan teknik relaksasi distraksi

5.      Melatih pasien untuk teknik relaksasi kembali dan belajar untuk mandiri

1.    KU: cukup
     N = 86 x/menit, RR = 22 x/menit


2. P: nyeri saat ditekan & membungkuk
 Q: nyeri  ditusuk2
 R: Perut kanan bawah
 S: Skala nyeri 6
 T: ± 2 menit setiap gerak

3.Pasien  mengatakan nyaman jika kepala lebih tinggi
17
 
 



4.Pasien  mengatakan sudah bisa melakukannya sendiri

5.Pasien  Kooperatif dan mau berlatih untuk mengurangi nyerinya dibantu ibunya


6.      EVALUASI
NO
Tanggal / Jam
Dx Kep
Evaluasi
Paraf
1
27 Juni 2014 / 11.00 WIB
Gangguan rasa nyaman nyeri
S:Pasien  mengatakan masih sedikit nyeri

O: RR = 20 x/menit, pasien  sudah tidak terlihat gelisah
18
 
 
f.     *  Nyeri
 P: Masih nyeri jika bergerak
 Q:Nyeri  seperti ditusuk-tusuk
 R: Perut kanan bawah
 S:Skala nyeri4
 T:Berulang kali

A:Masalah nyeri teratasi sebagian

P:
- Mengkaji keluhan nyeri,mengenai lokasi, intensitas dan durasi, perhatikan petunjuk verbal dan non verbal
- Mengajarkan latihan teknik
19
 
relaksasi dan distraksi kembali




























BAB IV

PENUTUP


A.    Kesimpulan
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi kedalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tersusuk dan nyeri terbakar.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengean reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang di maksud adalah niciceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu.
B. Saran
  1. Bagi mahasiswa diharapakn dengan adanya makalah asuhan keperawtan ini dapat membantu dalam membuat makalah asuhan keperawtan tentang nyeri, dan memperbanyak pengetahuan dari berbagai refrensi lainnya.
  2. Bagi perawat diharapkan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya sebagai pemberi asuhan keperawatan namun juga berperan aktif dalam mencegah akan terjadinya suatu penyakit.
  3. 20
     
    Bagi dunia keperawatan diharapakan kita sebagai tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin, dan meningkatkan kualitas perawat yang lebih bermutu.

DAFTAR PUSTAKA


Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses: Definition & classification 2012-
            2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Tamsuri. 2007. Nursing Outcome Classification (NOC).Jakarta: Mosby Elsevier,
            Academic Press

Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An
            Affiliate Of Elsefer

Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
           Salemba Medika.

Wilkinson,judith.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NIC NOC Edisi 7.
           Jakarta : EGC

Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC










1 komentar: