Rabu, 15 Oktober 2014

LAPORAN PENDAHULUAN KDPK




LAPORAN PENDAHULUAN











Disusun Oleh:
Nama:
1.         Dwi Nugraheni         (B1301041)
2.         Rita Saputri               (B1301103)
3.         Tenti                           (B1301118)

Ruang: IGD




PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2014

LEMBAR PENGESAHAN


Laporan Pendahuluan



Telah disahkan pada :
Hari                 : ………………..
Tanggal           : ………………..




Disusun Oleh:

    Mahasiswa                            Mahasiswa                            Mahasiswa


Dwi Nugraheni                     Rita Saputri                           Tenti
NIM B1301041                    NIM B1301103                    NIM B1301118



Pembimbing Klinik Rumah Sakit



Pembimbing Klinik Akademik


Wuri Utami. S.Kep.Ns



KATA PENGANTAR

           
Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, yang berjudul  Laporan Pendahuluan” dengan baik. Laporan  ini, dapat diselesaikan dengan baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Bapak Giyatmo, M.Kep, selaku  ketua  STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan   mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
2.    Ibu Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT.,MPH, selaku ketua program studi DIII Kebidanan di STIKes  Muhamadiyah Gombong,  yang telah memberi kami  kesempatan  untuk belajar dan   mendapatkan pengetahuan  di  sekolah  ini.
3.    Ibu Wuri Utami. S.Kep.Ns, selaku clinical instructure akademik di STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah membimbing kami dalam belajar.
4.    Bapak Andi, selaku clinical  instrukture klinik di RS. Permata Medika yang telah membimbing kami dalam belajar.
5.    Serta   semua   pihak   yang   turut   membantu   terselesaikannya   makalah    ini  yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
            Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun laporan pendahuluan yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan  ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Stikes Muhammadiyah Gombong  maupun  lingkungan masyarakat.

                                                                                           Kebumen, 2 Juni 2014

Penyusun


JUDUL..................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C.  Tujuan ..................................................................................................... 2
D.  Manfaat .................................................................................................. 2
BAB II  TINJAUAN TEORI
A.  Pengertian Febris..................................................................................... 3
B.  Penyebab Febris....................................................................................... 4
C.  Gejala Febris............................................................................................ 5
D.  Penanganan Febris................................................................................... 5
E.   Cara Menurunkan Demam....................................................................... 5
F.   Cara Mengompres Demam yang Benar................................................... 6
G.  Etiologi.................................................................................................... 6
H.  Patofisiologi............................................................................................. 7
I.Manifestasi Klinis...................................................................................... 8
BAB III                                                                                                         KASUS
A.  Focus Pengkajian..................................................................................... 9
B.  Focus Intervensi.................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A.  Kesimpulan............................................................................................ 13
B.  Saran...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan tubuh sehat adalah suatu harga mutlak yang harus dimiliki olehseorang manusia. Manusia dapat melaksanakan segala aktivitasnya dalamkeadaan sehat. Keadaan sehat juga dapat mempengaruhi kondisi psikisseorang manusia, sehingga keadaan sehat juga berpengaruh dalam jasmanidan rohani manusia dalam hidup. Sesuai kodrat yang asalnya dariAllah SWT sang maha pencipta, manusia tidaklah selalu merasakan sehatdalam hidupnya. Keadaan sakit dapat menerpa siapapun manusia tersebut(Aziz, S, 2008).
Penyakit dapat didefenisikan sebagai perubahan pada individu-individuyang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada dibawah kisaran normal. Kisaran yang sebenarnya penyakit tidaklah melibatkan perkembangan suatu bentuk kehidupan yang benar-benar baru. Penyakitmerupakan suatu bentuk kehidupan dari agen luar yang akan mengganggukehidupan tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam penyakit di dunia ini.Terpadat macam-macam pula gejala yang menandai tubuh terinfeksi olehsuatu penyakit salah satunya demam (Price et al, 2005).
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuhmelawan infeksi. Oleh karena adanya demam inilah tubuh dapat secara pelan- pelan mencoba untuk menghancurkan agen-agen patogen yang akanmenginvasi tubuh (Anonim,A., 2008). Demam sebagai respons protektif tubuh terhadapagen luar maupun sebagai gejala suatu penyakit inilah, maka penulis akanmembahasnya didalam laporan pendahuluan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dicantumkan di atas maka penulisdapat merumuskan berbagai masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan demam dan fungsinya?
2.      Adakah kaitannya demam dengan keadaan sistem imun tubuh?
3.      Apakah yang menyebabkan demam itu terjadi?
4.      Bagaimanakah mekanisme terjadinya demam?
5.      Bagaimanakah kerja hipotalamus pada saat demam terjadi?
6.      Apa sajakah jenis-jenis demam?
7.      Bagaimanakah keadaan metabolisme tubuh pada saat terjadinya demam?
8.      Bagaimanakah cara penatalaksanaan pada saat terjadi demam?
C. Tujuan
Melalui cakupan laporan tutorial ini. Penulis menginginkan dapatmencapai tujuan seperti berikut ini :
1.      Mahasiswa mengerti tentang pengertian dan fungsi demam.
2.      Mahasiswa mengerti mekanisme terjadinya demam.
3.      Mahasiswa mengerti mekanisme kerja organ tubuh pengatur demam.
4.      Mahasiswa mampu menyebutkan agen-agen penyebab demam.
5.      Mahasiswa mengetahui cara penatalaksanaan saat terjadinya demam.
D. Manfaat
Melalui laporan pendahuluan ini, diharapkan supaya dapat dipetik manfaatnya seperti:
1.      Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh keadaan sistem imun terhadapdemam.
2.      Mahasiswa mengetahui pentingnya demam sebagai respons protektif terhadap agen-agen patogen.
3.      Mahasiswa tahu akan mekanisme kerja saat terjadinya demam.
4.      Mahasiswa mengetahui macam jenis demam






BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Febris
Febris atau demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal. (Fajan dalam Nakita, 2003 ). Febris atau demam adalah meningkatnya suhu tubuh melewati batas normal yaitu lebih dari 38 derajat celcius. (Brunner and Suddart, 2004 ). Febris atau demam adalah merupakan respon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi infeksi.(Wilson and Goldam).Febris atau demam adalah meningkatnya temperatur tubuh secara abnormal yang melewati batas normal yaitu lebih dari 38 derajat celcius.Febris merupakan respon yang sangat berguna dan menolong tubuh dalam memerangi infeksi.
Demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris atau demam pada umumnya diartikan suhu tubuh di atas 37,2ºC.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1.   Demam Septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari.Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
2.   Demam Remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3.   Demam Intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4.   Demam Kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5.   Demam Siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. Penyebab Febris

Penyebab dari febris atau demam antara lain adalah :
  1. Adanya infeksi
  2. Pnemonia
  3. Malaria
  4. Otitis media
  5. Imunisasi
  6. Suhu lingkungan

C. Gejala Febris
Adapun gejala atau tanda-tanda yang muncul pada penderita demam (febris) yaitu:
  1. Demam
  2. Suhu meningkat > 38 derajat celcius
  3. Menggigil
  4. Lesu, gelisah, rewel dan sulit tidur
  5. Berkeringat, wajah merah, dan mata berair

D. Penanganan Febris (Demam)
Untuk menangani penderita febris atau demam dapat dilakukan tips sebagai berikut:
  1. Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
  2. Memberikan minum yang banyak
  3. Kompres dengan air hangat
  4. Hindari kompres alkohol atau es
  5. Kompres di daerah lipatan
  6. Anjurkan banyak istirahat

E. Cara Menurunkan Demam
Untuk menurunkan suhu tubuh penderita demam (febris) dapat menggunakan Water Teppit Sponge atau dengan mengkompres penderita demam, dengan langkah sebagai berikut:
  1. Menyiapkan air hangat
  2. Mencelupkan waslap/handuk kecil ke waskom dan mengusapkannya ke seluruh tubuh.
  3. Melakukan tindakan diatas beberapa kali (setelah kulit kering)
  4. Mengeringkan tubuh dengan handuk
  5. Menghentikan prosedur bila suhu tubuh mendekati normal.
F. Cara Mengompres Demam yang Benar
Bagian-bagian tubuh yang paling tepat untuk dikompres pada penderita demam adalah:
  1. Dahi
  2. Ketiak
  3. Selangkangan
  4. Leher Belakang

G. Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya.

H. Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point(Julia, 2000).Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak.Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.(Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapatberupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton, 1999).
I. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).














BAB III
KASUS

A. Fokusn Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas : umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan persistem
a. Sistem persepsi sensori
b. Sistem persyarafan : kesadaran
c. Sistem pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem gastrointestinal
f. Sistem integumen
g. Sistem perkemihan
3. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. foto rontgent
c. USG

B. Fokus Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi
Tujuan :
Suhu tubuh dalam batas normal (36.5 º ).
Kriteria hasil:
a. Suhu dalam batas normal
b. Bebas dari kedinginan
c. Tidak mengalami komplikasi
Intervensi :
a. Pantau suhu pasien (derajad dan pola),perhatian menggigil/ diaforesis
b. Berikan kompres air hangat untuk merangsang penurunan panas atau demam
c. Kolaborasi memberikan antipiretik
2. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan intake tidak adekuat dan diaporesis (Doenges, 2000).
Tujuan :
Defisit volume cairan dapat diatasi.
Kriteria hasil :
Mempertahankan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Intervensi :
a. kaji masukan dan haluaran cairan,
b. kaji tanda- tanda vital pasien,
c. ajarkan pasien pentingnya mempertahankan masukan yang adekuat (sedikitnya 2000 ml / hari, kecualiterdapat kontra indikasi penyakit jantung atau ginjal),
d. kaji tanda dan gejala dini defisit volume cairan (mukosa bibir kering, penurunan berat badan).
e. Timbang berat badan setiap hari.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (Carpenito, 1999).
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
Berat badan normal, nafsu makan ada / bertambah.
Intervensi :
a. timbang berat badan pasien setiap hari
b. jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat beri diet lunak,
c. ajarkan pasien untuk makan sedikit tapi sering,
d. pertahankam kebersihan mulut dengan baik,
e. sajikan makanan dalam bentuk yang menarik
4. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Tujuan :
cemas hilang
Kriteria hasil :
a. klien dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh
b. klien mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
c. klien mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit
Intervensi :
a. Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien mengenai hipertermi
b. Berikan informasi yang akurat tentang penyebab hipertermi
c. Validasi perasaan klien dan yakinkan klien bahwa kecemasam merupakan respon yang normal
d. Diskusikan rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit.



























BAB IV
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari pembahasan laporan pendahuluan diatas yang membahas tentang demam inidapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Demam merupakan suatu respons tubuh terhadap jangkitan penyakityang menyerang tubuh.
2.      Demam ini akan membantu tubuh dalam pengaktifan sistem imun tubuh.
3.      Demam selain dibedakan sesuai dengan tingkat batasan suhu jugadibedakan berdasar asal mula penyebabnya seperti misalnya disebabkanoleh virus maupun demam yang disebabkan oleh bakteri.
4.      Demam yang disebabkan oleh virus bersifat self limited disease ataudapat sembuh dengan sendirinya oleh sistem imun tubuh.
5.      Sebagai cara penanganan selain farmakologi dengan pemberian parasetamol atau asetosal, dapat dengan terapi kompres dengan air hangat.

B.Saran
Dari pembahasan materi di bagian atas dapat diperhatikan beberapa hal yangmungkin bisa digunakan untuk pembenahan diri yaitu :
1.      Sebaiknya mahasiswa tahu akan pentingnya demam sebagai gejala penyakit atau respon tubuh terhadap agen patogen.
2.      Kita semua harus menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin supaya sistemimun tubuh kuat sehingga bakteri atau virus serta benda asing lain yangmasuk ke dalam tubuh dapat direspon oleh tubuh dengan baik.
3.      Kita harus mengubah persepsi kita tentang demam yang merupakan suatukeadaan sakit karena kenyataannya demam hanyalah suatu gejala penyakit pernafasan.
4.      Mahasiswa harus selalu mencari pengetahuan secara mandiri mengenai berbagai macam penyakit yang ditandai dengan keadaan demam.



















DAFTAR PPUSTAKA


Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta


Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim

Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya


Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta


Doenges. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.


Julia, Kadang. 2000. Metode Tepat Mengatasi Demam.EGC : Jakarta


Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika






















Asuhan Keperawatan

Tanggal Masuk            :                                   Jam :
Tanggal Pengkajian     :                                   Jam :
Ruang                          :
Pengkaji                      :

1.      DATA SUBJEKTIF
a.       Identitas Pasien
1)      Nama
2)      Umur
3)      Agama
4)      Pendidikan
5)      Pekerjaan
6)      Alamat
7)      Diagnosa Medis
b.      Keluhan Utama
c.       Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat Kesehatan Saat Ini

2)      Riwayat Kesehatan Dahulu


3)      Riwayat Kesehatan Keluarga


d.      Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1)      Pola Oksigenasi           :
2)      Pola Nutrisi                 :
3)      Pola Eliminasi             :
4)      Pola Aktivitas             :
5)      Pola Istirahat               :
6)      Pola Berpakaian          :
7)      Menjaga Suhu Tubuh  :
8)      Pola Personal Hygiene:
9)      Pola Menghindar Dari Bahaya:
10)  Pola Komunikasi         :
11)  Pola Spiritual               :
12)  Pola Rekreasi              :
13)  Pola Bekerja                :
14)  Pola Belajar                 :

2.      DATA OBJEKTIF
a.       Pemeriksaan Umum
1)      Keadaan Umum (KU)            :
2)      Kesadaran                   :
3)      TD       :                       mmHg
4)      N         :                       x/mnt
5)      S          :                       0C
6)      RR       :                       x/mnt
b.      Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) meliputi fungsi bila merupakan panca indra
1)      Kepala :
2)      Muka   :
3)      Mata    :
4)      Hidung:
5)      Mulut  :
6)      Telinga:
7)      Leher   :
8)      Dada   :
9)      Jantung:
10)  Paru-paru:
11)  Abdomen:
12)  Ekstremitas:
13)  Kulit    :
14)  Genetalia :
c.       Pemeriksaan Penunjang
1)      Hasil Laboratorium
2)      Hasil Rontgen
d.      Therapi

3.      ANALISA DATA
NO
DATA FOKUS
MASALAH
PENYEBAB
DIAGNOSA KEP
1
DS:


P+E+S/P+E

DO:














4.      PERENCANAAN
NO
DIAGNOSA
INTERVENSI
RASIONALISASI

















5.      PELAKSANAAN
NO
Dx Kep
Jam
Implementasi
Respon
Paraf

























6.      EVALUASI
NO
Jam
Dx Kep
Evaluasi
Paraf





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar