BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polio
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat
menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur
kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit
buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus
menyerang dan merusak jaringan syaraf, sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Penyakit
polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat
beberapa tahun kemudian. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata
orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian
meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat sampai ke
negara Indonesia. (Miller,N.Z,
2004 ).
Pada tahun
1923 – 1953, vaksin polio telah diperkenalkan dan diberikan, tetapi angka
kematian penyakit polio masih tinggi. Pada data Statistik menunjukkan suatu
kemunduran di negara-negara Eropa. Dan ketika vaksin polio banyak tersedia di
Eropa banyak orang bertanya tentang manfaat dan efektivitas vaksin polio,
karena banyak warga disana menggunakan vaksin polio tetapi masih terserang
polio ( L. Heymann, 2004 ).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian imunisasi ?
2.
Apa
pengertian dari imunisasi polio ?
3.
Berapa
kali imunisasi polio diberikan ?
4.
Bagaimana
teknik pemberian
imunisasi polio ?
5.
Apa
jenis
dan jadwal pemberian imunisasi
polio?
6.
|
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan imunisasi polio.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui jenis dan jadwal
pemberian imunisasi polio.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui teknik
pemberian imunisasi polio.
4. Mahasiswa mampu mengetahui kontra indikasi imunisasi
polio.
D. Manfaat
Manfaat
penulisan makalah ini adalah
sebagai bahan ajar bagi mahasiswa tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan imunisasi polio.
BAB
II
ISI
A. Pengertian Imunisasi
Imunuisasi
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila ia terkena oleh antigen yang serupa,tidak menjadi penyakit (
Matondang CS, 2005 ). Menurut
Anatomi, 2008. Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau
resisten. Imunisasi
terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resisten terhadap
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain, diperlukan
imunisasi lainnya.
1. Tujuan
Imunisasi
Tujuan dari
imunisasi adalah untuk melindungi dan mencegah dari penyakit-penyakit menular
yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak (ilmu
kesehatan anak, 2010 ).
2. Manfaat
Imunisasi
a. Untuk
Anak
Mencegah penderitaan yang
disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. Untuk
Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan
psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
c. Untuk
Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan,
mencipatakn bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembentukan negara (
Marimbi, 2010 ).
3. Macam-
macam Imunisasi
pada Bayi
Menurut Achmadi ( 2006 ) walaupun imunisasi
sangat penting, namun pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi pada anak
dibawah usia 1 tahun, yaitu :
a.
|
b. Hepatitis
B : untuk mencegah penyakit hepatitis B.
c. DPT
: untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
d. Campak
: untuk mencegah penyakit campak.
e. Polio
:
untuk mencegah penyakit polio.
B. Imunisasi Polio
1. Pengertian
Imunisasi Polio
Imunisasi polio
adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap penyakit
poliomielitis yaitu penyakit radang yang menyerang syaraf dan dapat
mengakibatkan lumpuh kaki (Anik Maryunani,2010).
2. Jadwal Pemberian
Imunisasi polio
diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari satu
bulan. Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan.
Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin
polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
3. Cara
Pemberian
Cara pemberian
imunisasi polio bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV),
atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di Indonesia yang digunakan
adalah OPV, karena lebih aman. OPV diberikan dengan meneteskan vaksin polio
sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang
dicampur dengan gula manis. Imunisasi
polio diberikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
4.
Efek Samping
Hampir tak ada. Hanya sebagian
kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot.
5.
Tingkat Kekebalan
Dapat mencapail hingga 90%. Pemberian imunisasi
polio untuk memutus rantai penularan virus polio.
6. Kontra
Indikasi
Tak dapat diberikan pada anak yang
menderita penyakit akut atau demam tinggi (diatas 380C), muntah atau diare,
penyakit kanker atau keganasan, HIV/AIDS, sedang menjalani pengobatan radiasi
umum, serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.
7. Vaksin
Polio
a. Inactived
Poliomyelitis Vaccine (IPV)
IPV
dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat
tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak
hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan
penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Vaksin
yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini berisi tipe 1, 2, dan 3 dibiakkan pada sel-sel VERO
ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid. Selain itu dalam jumlah sedikit
terdapat neomisin, streptomisin dan polimiksin. IPV harus disimpan pada suhu 2 – 8 C dan tidak
boleh dibekukan. Pemberian vaksin tersebut dengan cara suntikan subkutan dengan
dosis 0,5 ml diberikan dalam 4 kali berturut-turut dalam jarak 2 bulan.
Orang
yang mempunyai kontraindikasi atau tidak diperbolehkan mendapatkan OPV maka
dapat menggunakan IPV. Demikian pula bila ada seorang kontak yang mempunyai
daya tahan tubuh yang lemah maka bayi dianjurkan untuk menggunakan IPV.
b. Oral
Polio Vaccine (OPV)
Vaksin
OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan melalui mulut. Vaksin ini
terbuat dari virus liar (wild) hidup yang dilemahkan. Komposisi vaksin tersebut
terdiri dari virus Polio tipe 1, 2,
dan 3 adalah suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated).
Vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dalam
sucrosa. Tiap dosis sebanyak 2 tetes mengandung virus tipe 1, tipe 2, dan tipe
3 serta antibiotika eritromisin tidak lebih dari 2 mcg dan kanamisin tidak
lebih dari 10 mcg.
Virus
dalam vaksin ini setelah diberikan 2 tetes akan menempatkan diri di usus dan
memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun dalam dinding luar lapisan
usus yang mengakibatkan pertahan lokal terhadap virus polio liar
yang akan masuk. Pemberian air
susu ibu tidak berpengaruh pada respon antibodi terhadap OPV dan imunisasi
tidak boleh
ditunda karena hal ini. Setelah diberikan dosis pertama dapat terlindungi
secara cepat, sedangkan pada dosis berikutnya akan memberikan perlindungan
jangka panjang. Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir 2, 4, 6, 18 bulan, dan 5 tahun.
Gejala
yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh
pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2
jenis
vaksin yang beredar dan di Indonesia yang
umum diberikan adalah vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya
melalui mulut. Dibeberapa negara
dikenal pula tetravaccine yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar
diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari atau selanjutnya
diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan
dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulang diberikan
bersamaan dengan imunisasi ulang DPT, pmberian imunisasi polio dapat
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis. Imunisasi polio.
Imunisasi
ulang dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6
tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12 thun). Cara memberikan imunisasi
polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung ke
dalam mulut anak. Imunisasi ini jangan diberika pada anak yang sedang diare
berat, efek samping yang
terjadi
sangat minimal dapat berupa kejang.
Vaksin
dari virus polio (tipe 1,2,dan 3) Virus polio terdiri atas tiga strain, yaitu
strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon) yang dilemahkan, dibuat dalam
biakkan sel-vero : asam amino, antibiotic, calf serum dalam magnesium clorida,
dan fenol merah. Vaksin
yang berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet. Pemberian secara oral sebanyak 2
tetes (0,1 ml). Vaksin
polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu. Penyimpana pada suhu 2-8ºC.
C. Tujuan Imunisasi Polio
Imunisasi polio digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit polimielitis atau penyakit polio yang biasanya disebabkan oleh virus
polio, yang terbagi menjadi tiga tipe yaitu tipe P1, P2 dan P3.
D.
Jadwal Pemberian Imunisasi
Polio
- Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
- Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1, yaitu pada umur lebih dari 6 minggu.
- Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2, yaitu pada umur 16 minggu
- Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3, yaitu pada umur 6 bulan
- Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4, yaitu pada umur 18 bulan
- Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5, yaitu pada umur 5 tahun.
E.
Kontra Indikasi Imunisasi
Polio
- Muntah atau diare berat pemberian faksin di tunda.
- Inveksi HIV atau kontak langsung dengan HIV serumah.
- Ada alergi terhadap neomisin, streptomisin, polimiksin-B.
- Demam > 38,5 C pemeberian vaksin di tunda
- Keadaan kekebalan tubuh yang rendah atau tinggal serumah dengan pasien yang memiliki kekebalanm tubuh yang rendah misalnya : penyakit steroid, kanker dan kemoterapi.
F. Teknik Pemberian
Pemberian imunisasi polio bisa dilakukan dengan cara
menyuntikannya secara
subkutan atau dengan cara meneteskan vaksin polio ke dalam
mulut, mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Untuk saat ini cara yang paling
banyak digunakan adalah dengan cara tetes ke mulut. Selain lebih murah dan mudah, cara
ini juga merupakan cara yang paling mendekati rute penyakit polio di dalam
tubuh. Di Indonesia vaksin yang digunakan dalam imunisasi polio biasanya berupa
vaksin sabin.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Polio
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Imunisasi polio
digunakan untuk menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit
polimielitis atau penyakit polio.
Pemberian imunisasi polio bisa dilakukan dengan cara
menyuntikannya secara
subkutan atau dengan cara meneteskan vaksin polio ke dalam
mulut. Jenis vaksin polio yaitu Inactived
Poliomyelitis Vaccine (IPV)
dan Oral
Polio Vaccine (OPV). Pencegahan
polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh.
B. Saran
Mahasiswa
diharapkan mampu mengetahui pengertian
imunisasi khususnya imunisasi polio,
jenis dan jadwal pemberian, kontra indikasi, dan teknik pemberian
imunisasi polio.
Perlu pemberian pendidikan kesehatan kepada
masyarakat yang sebenarnya tentang pentingnya imunisasi dan hal-hal yang
berkaitan sehingga masyarakat tidak perlu takut membawa anaknya untuk
imunisasi.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi,
dan Balita. Jakarta: EGC
Nurdianasari, Nesti. 2012 . KTI Tingkat Pengetahuan Ibu tentang imunisasi polio.Surakarta: EGC
Miller. 2004. Imunisasi Polio. Bandung:FFT
Matondang. 2005.
Pengertian Imunisasi Polio, Jenis,
Jadwal, dan Kontra Indikasi Imunisasi
Polio. Jakarta:UIY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar