BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ketuban Pecah Dini (KPD) yang
terjadi pada kehamilan kurang bulan merupakan masalah yang besar dibidang
obstetrik, karena dapat menimbulkan kontribusi yang besar terhadap morbiditas
dan mortalitas perinatal dan maternal (Puspasca.2004).
Pada sebagian besar kasus,
penyebab KPD belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD
yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan
(Rahma.2010). Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera
bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan atau harus menunggu
sampai terjadinya proses persalinan sehingga masa tunggu akan memanjang, yang
berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Sikap konservatif
ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan
tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup. (Kamisah. 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ketuban pecah dini?
2. Bagaimana tanda ketuban
pecah sebelum waktunya?
3. Apa konsep dasar ketuban
pecah sebelum waktunya?
C. Tujuan
1.
Mengetahui konsep dasar ketuban pecah sebelum waktunya.
2.
Mengetahui pengertian ketuban pecah sebelum waktunya.
|
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan (Manuaba,2002).
Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan (ilmu
kebidanan, penyakit kandungan, dan KB,2010).
Dari pengertian diatas maka penulis menarik
kesimpulan bahwa ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum
adanya tanda-tanda persalinan. Ketuban
merupakan hal yang penting dalam kehamilan karena ketuban memiliki fungsi
seperti:
- Untuk proteksi janin.
- Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
- Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
- Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
- Mungkin untuk menambah suplai cairan janin, dengan cara ditelan atau diminum yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin.
- Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
B. Etiologi
|
1.
Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia
serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher
rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka
ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin
besar.
2. Peninggian
tekanan intra uterin
Tekanan
intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya :
a.
Trauma
Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, dan amniosintesis.
b.
Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah. (Saifudin. 2002)
c.
Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah (Winkjosastro, 2006).
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban menjadi teregang, tipis, dan kekuatan membrane menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban mudah pecah (Winkjosastro, 2006).
d.
Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
3.
Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang dan letak lintang.
4.
Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum
masuk PAP (sepalopelvic disproporsi).
5.
Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
Korioamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organisme vagina ke atas. Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6.
Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme
yang meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya
proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga
memudahkan ketuban pecah.
7.
Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C
rendah, kelainan genetik.
8.
Riwayat ketuban
pecah dini sebelumya.
9.
Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.
10. Serviks
(leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.
C. Tanda Ketuban Pecah Dini
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak. Cairan ini
tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila ibu hamil duduk atau
berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri
perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang
terjadi.
D. Pengaruh Ketuban Pecah Dini
1.
Terhadap Janin
Ibu belum
menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi,
karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis)
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan
morbiditas perinatal.
2.
Terhadap Ibu
Jalan telah
terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
puerpuralis atau nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan
merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka
suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
E. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini
bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal
ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat,
deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
1.
Infeksi
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature, infeksi lebih sering dari pada aterm. Secara umum insiden infeksi pada KPD meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
2.
Hipoksia dan asfiksia
Dengan
pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan
derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
3.
Syndrom deformitas janin
Ketuban pecah dini yang
terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelainan
disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
F. Anatomi Air Ketuban
Normalnya volume cairan
ketuban pada usia kehamilan usia 10 – 20
minggu, sekitar 50 – 250 ml. Ketika memasuki minggu 30 – 40, jumlahnya
mencapai 500 – 1500ml (Artikel
Ayah Bunda,2010). Menurut Winkjosastro,
2005 ciri-ciri kimiawi dari air
ketuban adalah: Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis,
reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri
atas 98 % air. Sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel,
rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Terdapat lesitin dan
sfingomielin amat penting untuk mengetahui apakah janin mempunyai paru-paru
yang sudah siap untuk berfungsi. Dengan peningkatan kadar lesitin permukaan
alveolus paru-paru diliputi oleh zat yang dinamakan surfaktan dan merupakan
syarat untuk berkembangnya paru-paru dan untuk bernapas. Menilai hal ini
dipakai perbandingan antara lesitin dan sfingomielin. Kadang-kadang, pada partus
warrna air ketuban ini menjadi kehijau-hijauan karena tercampur mekonium
(kotoran pertama yang dikeluarkan bayi dan yang mengandung empedu). Dari mana air ketuban berasal masih belum diketahui dengan pasti, masih
dibutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
Peredaran air ketuban cukup
baik. Dalam 1 jam didapatkan perputaran lebih kurang 500 ml. Cara perputaran
ini terdapat banyak teori, antara lain bayi menelan air ketuban yang kemudian
dikeluarkan melalui air kencing. Apabila janin tidak menelan air ketuban ini
janin dengan stenosis akan didapat keadaan hidramnion.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum
waktunya melahirkan (Manuaba,2002).
Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Komplikasi
yang timbul akibat ketuban pecah dini
bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal
ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat,
deformitas janin, meningkatnya insiden SC, atau gagalnya persalinan normal.
B. Saran
Ketuban pecah dini dapat
menimbulkan kecemasan pada wanita dan keluarganya. Bidan harus membantu ibu hamil dalam mengeksplorasi rasa takut yang menyertai perkiraan
kelahiran janin premature serta risiko tambahan korioamnionitis. Seorang bidan harus lebih terampil dan selalu siap dalam memberikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam mendiagnosis suatu masalah yang di hadapi pasiennya agar
tindakan dan pengobatan cepat dan tepat sesuai kebutuhan pasien.
|
DAFTAR PUSTAKA
Jauhari, R. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Dengan KPD. Sumber Internet :
(http://ryanjauhari-blackon.blogspot.com/2011/06/ketuban-pecah- dini.html). Diakses tanggal ( 25 November 2011)
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Prawiroharjo. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: YBP-SP.
Prawirohardjo, S.(2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Razimaulana. (2008). Infeksi Intrauterine dan Persalinan Prematur.
Sumber Internet:(http://razimaulana.wordpress.com/2008/12/26/infeksi- intrauterine-dan-persalinan-prematur). Diakses tanggal (25 November 2011)
Referat Obstetry dan
Gynecology. (2009). Prolaps Tali Pusat
(Occult Prolase). Sumber Internet
: (http://
referat-obstetry-dan-ginecology-prolaps-tali- pusat-occult-prolapse.html/2009. Diakses tanggal (27 November 2011)
Walsh. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar